Lihat ke Halaman Asli

Jati Nugroho

Penggemar bola layar kaca yang ingin belajar menulis

Komersialisasi Klub Bola Bukanlah Sebuah Dosa

Diperbarui: 22 Mei 2020   10:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Newcastle United bersiap untuk diakuisisi oleh Sheikh Khaled and Bin Zayed Group (www.chroniclelive.co.uk)

Ketika saya sedang melihat feed Instagram, saya mendapati sebuah gambar yang menarik perhatian saya. Di situ terpampang kabar kalau Newcastle United akan dibeli oleh Sheikh Khaled and bin Zayed Group.

Wuih, keren nih, pikir saya. Liga Inggris bakal lebih seru lagi dengan adanya tim kuat baru. Newcastle akan jor-joran membeli pemin bintang. Mungkin istilah "top 6" akan segera berubah menjadi "top 7".

Bagi yang belum tahu, istilah top 6 digunakan untuk merujuk pada klub-klub papan atas Liga Inggris yang biasanya menjadi kandidat juara di tiap musimnya. Ada Liverpool, Manchester City, Manchester United, Chelsea, Arsenal, dan Tottenham Hospurs yang berada di grup ini. Sebagai penggemar Liga Inggris, wajar dong jika saya sumringah mendapati kabar ini.

Namun rasa sumringah saya tak lagi awet saat saya nge-scroll kolom komentar. Ada satu komentar dari salah seorang netizen yang membuat saya sedikit gusar.

Ya, gimana ya. Sebagai netizen negara +62 yang budiman, rasanya kurang greget kalau saya tidak mencoba untuk mencari tahu apa yang orang-orang pikirkan tentang kabar ini. Komentar dari salah satu akun itu berbunyi: "Halah, klub instan baru bisanya cuma ngandelin uang buat dapet trofi".

Impuls saya pun bergejolak. Ini orang tahu nggak sih kalau di mana-mana, uang itu diperlukan sebagai stimulus keberhasilan.

Mungkin orang ini tidak pernah memaknai sebuah pepatah Jawa "jer basuki mawa bea" yang berarti tiada kesuksesan tanpa adanya modal.

Memang, si netizen kardus itu tidak bersalah dalam menyampaikan pendapatnya. Namun, coba kita sadari kembali bahwa kini uang telah berhasil mengubah tatanan hidup kita. Rasanya hampir semua hal yang kita jumpai setiap hari selalu berbau komersil, begitupun sepak bola. Permainan ini sudah bukan sekadar olahraga lagi, namun sudah menjadi sebuah industri.

Sepak bola sudah menjadi komoditas dagang semenjak modernisasi ekonomi pada akhir 80-an. Banyak hal berubah seperti adanya sponsor di baju tim, papan iklan di pinggir lapangan, penamaan stadion, dsb.

Bahkan, banyak klub yang dulunya cuma tim biasa kini menjelma menjadi klub tangguh penantang gelar juara. Sebut saja Manchester City, Chelsea, Paris Saint-Germain, yang telah sukses memenangkan berbagai piala berkat suntikan finansial yang luar biasa dari pemiliknya.

Saya mencoba menebak klub apa yang didukung oleh si fans kardus itu. Lalu saya berkesimpulan kalau orang itu penggemar bola jaman old, di mana belum ada klub-klub tangguh baru yang bermunculan berkat komersialisasi sepak bola kala itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline