Mohon tunggu...
Jati Nugroho
Jati Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Penggemar bola layar kaca yang ingin belajar menulis

The harder I try, the luckier I get

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Komersialisasi Klub Bola Bukanlah Sebuah Dosa

20 Mei 2020   20:02 Diperbarui: 22 Mei 2020   10:35 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Newcastle United bersiap untuk diakuisisi oleh Sheikh Khaled and Bin Zayed Group (www.chroniclelive.co.uk)

Mungkin dia lebih mengapresiasi sebuah klub yang jadi hebat berkat menelurkan pemain-pemain berkualitas hasil binaan akademi sendiri. Dia sepertinya kurang suka dengan cara yang instan.

Benar memang bahwa klub-klub yang saya sebutkan tadi ingin menjadi hebat dengan cara yang mudah. Mereka membeli pemain-pemain underrated dengan harga selangit, mengumpulkannya, lalu memoles mereka menjadi grup yang dominan di bawah asuhan pelatih kelas dunia.

Sah-sah saja sih jika dia lebih suka proses ketimbang hasil, tapi saya beranggapan kalau cara semacam itu tidak sepenuhnya salah.

Faktanya, banyak klub-klub besar di Eropa yang telah menyadari betapa pentingnya uang untuk bersaing dalam sebuah kejuaraan. Mereka berlomba-lomba untuk memperbaiki diri dengan menggunakan uang dari pemilik atau pemegang saham terbesar.

Cara paling sederhana untuk bersaing di papan atas tentunya dengan membeli pemain-pemain berkualitas mumpuni dari liga lain.

Mengorbitkan pemain hasil binaan akademi sendiri memang sebuah pencapaian yang membanggakan, tetapi jika bisa memperkuat tim dengan membeli pemain bagus lainnya, mengapa tidak? Bukankah komposisi squad akan lebih gahar jika dua usaha ini dilakukan?

Lihat saja, hampir seluruh klub-klub Eropa yang berjaya di kompetisi domestik maupun mancanegara merupakan big spender.

Mereka tidak takut untuk menggelontorkan dana besar demi memenangkan sebuah piala. Mereka rela menebus seorang pemain dengan harga spektakuler untuk melengkapi kepingan puzzle yang hilang dalam tim.

Sebagai perbandingan, lihatlah Manchester City sekarang. Dulunya, mereka cuma klub medioker penghuni papan tengah Liga Inggris.

Setelah Sheikh Mansour datang mengambil alih, mereka menjadi tim penantang gelar juara. Dalam lima tahun terakhir City lebih banyak mendulang trofi ketimbang tetangga mereka Manchester United.

Ini jelas-jelas sangat bagus untuk kompetisi. Penggemar bola mana sih yang tidak cinta dengan persaingan yang seru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun