Lihat ke Halaman Asli

Pelanggan Tuna Rungu Disumpah Mati oleh Driver Ojek Daring

Diperbarui: 29 Maret 2018   16:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waspada salah fokus dengan terjemahannya yang cukup menggelitik

Baiklah,

Aku cukup harus menahan rasa amarah saat menulis judul di atas, supaya terlihat lebih manusiawi. Yang mana bisa saja berbunyi, "Jempol Edan Driver Ojol yang Makan Bangku Sekolah diComberan"

Namanya adalah Annisa Rahmania, hanya seorang wanita biasa yang memiliki disfungsi telinga. Dirinya yang sudah menerima keadaan tersebut tak sungkan lagi menggunakan kata 'tuli'. Menunjukkan kesadaran akan kondisi tubuhnya sendiri

Tapi, kata tersebut yang ia ungkapkan dengan biasa malah berbalik luar biasa. Ada permohonan khusus Annisa kepada driver yang hendak menjemputnya, tapi justru langsung dibalas dengan kurang ajar tanpa klarifikasi. Menunjukan betapa minimnya kemampuan berkomunikasi si driver.

Gambarannya seperti ini:

Penting banget kah untuk melontarkan kata-kata tersebut?

Skrinsyut di atas diambil dari salah satu postingan IG story Annisa. Selain mengeluhkan sikap si driver, dirinya juga mention Official Account IG grabid. Langkah yang tepat diambil oleh Annisa. Karena hal seperti ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Karena banyak sekali kasus seperti ini, dan akan menjadi momok. Silakan follow akun-akun komunitas driver ojol, setelahnya pasti akan mengerti maksudku.

Banyak di antara postingan tersebut lebih banyak yang melumrahkan sikap driver kepada penumpang. Jarang sekali menemukan postingan yang berimbang. Memang, polemiknya terjadi di dunia maya. Tapi toh, pengalaman Annisa membuktikan, sangat mungkin momok driver ojol yang semena-mena terjadi.

Satu postingan Annisa yang sangat menarik:

instagram anisa rahma

Ini salah satu dari sumpah serapah yang keluar dari mulut driver ojol. Jangan salah, pastinya ada penumpang yang juga pernah melakukan hal tak bertanggung jawab. Tapi ekspos di medsos membuktikan, keluhan terhadap penumpang tak lebih banyak daripada keluhan terhadap driver.

Semoga tulisan ini lebih menyadarkan lagi, perlunya klarifikasi dalam setiap berkomunikasi. Komunikasi langsung saja bisa muncul kesalahpahaman, apalagi yang mediumnya terbatas. Terlebih dalam konteks penyediaan layanan jasa semacam transportasi online ini.

Regards

berita terupdate




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline