Lihat ke Halaman Asli

Ahmad J Yusri

Mahasiswa Fisika UIN Malang

Menjadi Seorang Azhari (Part 3)

Diperbarui: 5 Agustus 2020   17:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : literasinusantara.com

"Sebenernya mamah dapet uang sebanyak ini dari mana ??Padahal bapak kemarin sakit , sekarang pun belum bisa kerja berat-berat?!"

Setelah kejadian yang ia lewati terlebih ucapan penguji yang menyayat hati , nampaknya Irfan mulai berpikir untuk mengubur impiannya dalam-dalam.

Dua minggu setelah itu , kelas tiga aliyah merayakan wisuda . Setiap santri akhir diwajibkan mengisi angket atau surat permohonan yang akan diajukan pada Mudir (pimpinan pondok).

Di dalam angketnya, Irfan menulis lima cita-cita besarnya setelah lulus pondok . Disitu tertulis bahwa "Ingin melanjutkan ke Al-Azhar University" dan juga " Pesantren Krapyak Jogja" , dua poin ini yang ia tonjolkan .

Takdir berkata lain , saat pembacaan Angket pada wisuda .Ternyata Irfan diamanahkan untuk mengabdi terlebih dahulu  . Ia akan mengabdi di suatu pondok di pelosok pedalaman sumatra selatan.

"Mungkin ini sudah jalannya , aku sadar kalau bapak baru sembuh dari sakit sehingga ekonomi tidak memadai " Gumamnya dalam hati . Irfan setuju mengabdi di sana. Dengan niat baru , ia akan curahkan kemampuannya untuk berkontribusibaik keilmuan dan pengalaman.

Irfan dan tiga teman lainnya berangkat menuju Palembang .Disana mereka terbagi lagi di dua tempat;Irfan dan Hafsoh di pelosok desa serta Diana dan rohman di tempat yang agak ramai.  Dalam suasana baru ,ia mulai  beradaptasi dengan kebiasaan setempat .

Sekolah tempat ia mengabdi belum selesai pembangunannya sehingga dengan sukarela ia harus membantu pihak sekolah .Sekolah itu juga berada sangat jauh dari perkotaan , dikelilingi oleh kebun juga hutan terkadang Irfan dan guru-guru lainnya harus terjaga dimalam hari demi menjaga keamanan sekolah . Kerap kali ada saja hewan liar masuk ke pekarangan baik itu monyet , anjing atau babi liar .

Saat itu bulan juli , dan disana sedang maraknya panen Durian . Irfan diajak oleh Bang Rustam (salah satu guru )dan kawannya untuk mencari durian di tengah malam . Perlu pendengaran yang jeli dan mata yang awas saat di kebun Durian . Irfan merasa takut , tapi ia lebih takut ada babi liar ketimbang melihat hantu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline