Lihat ke Halaman Asli

Pilkada 2017: Tentang, Pemikiran, dan Harapan

Diperbarui: 11 Februari 2017   00:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pada beberapa bulan terakhir ini, Pilkada merupakan suatu hal yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan oleh banyak orang dari berbagai macam kalangan. Apa sih Pilkada itu? Pilkada merupakan pemilihan kepala daerah yang dilakukan secara langsung oleh masyarakat yang secara administratif memenuhi syarat. Pada tahun 2017 ini, Pilkada akan kembali dilakukan secara serentak seperti pada tahun 2015 lalu. Pilkada serentak di tahun 2017 ini akan dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2017. Apa saja sih yang menarik tentang Pilkada tahun ini?

Hal yang menarik dari Pilkada tahun 2017 ini yaitu Pilkada DKI Jakarta, karena Pilkada DKI Jakarta merupakan pilkada yang paling sering dibicarakan oleh banyak orang. Mengapa Pilkada DKI Jakarta merupakan hal yang menjadi hot topicbeberapa waktu ini? Karena DKI Jakarta merupakan ibukota negara Indonesia dan merupakan daerah dimana pemerintah pusat berada, sehingga masyarakat di luar daerah pun mengharapkan yang terbaik untuk Pilkada DKI Jakarta. 

Meski begitu, perlu diingat bahwa Pilkada 2017 ini dilakukan serentak di sekitar 100 wilayah di Indonesia. Namun, yang paling sering mendapat sorotan hanya Pilkada di DKI Jakarta saja. Kalau kata Ketua KPU Provinsi DKI Jakarta, Drs. Sumarno M.Si, Pilkada kali ini terlalu Jakarta-sentris, seolah-olah yang melakukan Pilkada hanya Jakarta saja. Terlepas dari itu, berbagai macam media di Indonesia tetap lebih fokus terhadap Pilkada DKI Jakarta.

Sekilas tentang Pilkada di DKI Jakarta, diikuti oleh tiga pasang calon gubernur dan wakil gubernur. Pasangan nomor 1 yaitu Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni, pasangan nomor 2 yaitu Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, dan yang terakhir pasangan nomor 3 yaitu Anies Rasyid Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno. Terlepas dari semua kasus yang melanda beberapa calon gubernur atau wakil gubernur tersebut, ketiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur ini mempunyai visi dan misi masing-masing yang bertujuan untuk membangun ibukota DKI Jakarta ke arah yang lebih baik lagi.

Masyarakat Indonesia terutama di DKI Jakarta pada zaman ini sudah mulai modern dan mempunyai pemikiran yang luas, terutama para generasi muda penerus bangsa. Terbukti, pilkada kali ini melibatkan banyak anak muda baik pada saat kampanye ataupun di luar kampanye. Generasi muda zaman sekarang juga lebih kritis dan terbuka dalam menanggapi dan menyimak hal-hal yang berbau Pilkada. Kritisnya pemikiran generasi muda sekarang terhadap isu politik ataupun Pilkada dapat dilihat di berbagai media sosial seperti di Twitter. 

Generasi muda terlihat dengan bebas dan yakin akan pemikiran-pemikiran yang mereka suarakan lewat cuitan atau “tweet” mereka di Twitter. Namun, perlu diingatkan kembali bahwa cuitan mereka tersebut sebaiknya tidak menjatuhkan salah satu pasangan calon kepala daerah secara ekstrem. Ingat, masih ada UU ITE yang memantau tulisan kita semua. Antusiasme masyarakat terutama generasi muda dalam menyuarakan pendapatnya merupakan hal yang menarik lainnya dari Pilkada 2017 ini, karena dengan begitu, terlihatlah keinginan para warga masyarakat yang peduli akan perubahan yang membuat daerahnya menjadi lebih baik dan berkembang.

Selain hal positif yang menarik tersebut, hal negatif pun sudah pasti ada selama masa Pilkada 2017.  Banyak sekali kampanye hitam atau “black campaign” yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dengan tujuan untuk memfitnah, menyebarkan isu negatif tentang pasangan calon lain, menjatuhkan lawan, dan bahkan untuk kepentingan pihak tertentu. Media sosial pun digunakan sebagai senjata untuk memengaruhi masyarakat di zaman modern ini. 

Banyak akun-akun di media sosial seperti Instagram, Twitter, atau Facebook, yang dibuat untuk menjatuhkan pasangan calon lain dengan menyuarakan hal-hal yang tidak sepantasnya disuarakan. Hal tersebut bisa dibilang melanggar undang-undang yang telah ditetapkan. Namun, kembali ke masyarakat itu sendiri, akankah mereka terpengaruh atau terprovokasi dengan kampanye hitam tersebut? Bahkan sebagai pendukung salah satu pasangan calon pun sebaiknya kita tidak menyalahgunakan suara atau pemikiran kita dengan melakukan hal negatif tersebut. 

Seperti kata seorang sutradara muda Indonesia, Joko Anwar, sebagai seseorang yang peduli pilkada atau peduli politik secara umum, sebaiknya jika ada pihak yang menyerang pasangan calon pilihan kita terutama di sosial media, kita tidak perlu mengambil hati hal tersebut. Sebagai pendukung yang cerdas, harus berperilaku dengan cerdas juga.

Pilkada 2017 kali ini diharapkan dapat berjalan dengan lancar tanpa kontroversi atau anarki apapun yang menghalangi. Pilkada 2017 ini juga diharapkan dapat menghasilkan pemimpin yang adil, jujur, bersih, transparan, dan ingat serta menepati janji-janjinya selama masa kampanye. Selain itu, dengan adanya Pilkada 2017 ini saya berharap masyarakat menjadi lebih kritis dan bijak dalam memilih kepala daerah yang akan dipilih nanti. Setiap suara kita sebagai warga masyarakat sangat penting dan berpengaruh bagi kemajuan daerah dimana kita tinggal. 

Maka dari itu bagi yang bisa memilih atau menyoblos, jangan sampai tidak memilih atau golput. Nasib daerah dimana kita tinggal tidak hanya ditentukan oleh para pasangan calon kepala daerah, tetapi juga ditentukan oleh kita sendiri yang mempunyai peran penting dalam menggunakan hak suara kita. Every vote counts, every vote matters.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline