Lihat ke Halaman Asli

Jandris Slamat Tambatua

TERVERIFIKASI

Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Competency Assessor

"Tupperware Gulung Tikar" Apa Penyebabnya?

Diperbarui: 21 Oktober 2023   19:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Produk Tupperware (Dok. Pribadi)

Tupperware, dengan produk-produknya yang inovatif dalam penyimpanan makanan, telah menghadapi masa-masa sulit dalam beradaptasi dengan gen z. Dalam era di mana tren dan preferensi konsumen berubah dengan cepat, Tupperware terlihat kesulitan untuk tetap relevan di antara generasi yang lebih muda ini.

Tupperware, yang selama beberapa dekade telah menjadi ikon dalam industri peralatan dapur, mengumumkan penutupan operasi bisnisnya. Keputusan ini bukanlah keputusan yang diambil dengan mudah, tetapi sejumlah faktor kunci telah menyebabkan perusahaan ini gulung tikar setelah sekian lama.

Botol minum Tupperware (Dok. Pribadi)

Tidak bisa dipungkiri bahwa Tupperware merupakan merek yang telah memberikan kontribusi besar dalam mengurangi pemborosan makanan dan penggunaan plastik sekali pakai. Namun, keberhasilan masa lalu tidak selalu menjamin kesuksesan di masa depan, terutama ketika pasar terus berubah.

Salah satu alasan utama dari kesulitan Tupperware adalah pergeseran dalam preferensi konsumen. gen z cenderung lebih memilih gaya hidup yang berkelanjutan, dengan fokus pada produk ramah lingkungan dan pengurangan limbah. Produk-produk Tupperware, yang terbuat dari plastik, semakin terlihat tidak cocok dengan nilai-nilai ini.

Produk Tupperware (Dok. Pribadi)

1. Perubahan Gaya Hidup Konsumen: Salah satu faktor utama penyebab kegagalan Tupperware adalah perubahan drastis dalam gaya hidup konsumen. Generasi muda, seperti gen z, semakin memilih makan di luar, menghindari plastik, dan berfokus pada keberlanjutan. Ini berlawanan dengan produk-produk Tupperware yang terbuat dari plastik dan lebih cocok untuk gaya hidup masa lalu.

Kurangnya inovasi produk Tupperware yang ramah lingkungan (Dok. Pribadi)

2. Kurangnya Inovasi Produk: Tupperware telah lama dikenal dengan produk penyimpanan makanan yang inovatif. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kurangnya inovasi produk telah membuat perusahaan ini terlambat dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan pasar. Produk-produk baru yang lebih ramah lingkungan atau sesuai dengan tren terkini kurang diperkenalkan dengan cepat.

Metode penjualan Tupperware secara langsung (Dok. Pribadi)

3. Perubahan dalam Metode Penjualan: Tupperware dikenal dengan model penjualan langsung yang melibatkan agen penjualan independen. Namun, model bisnis ini kurang menarik bagi konsumen gen z yang lebih suka berbelanja secara online dan menghindari interaksi langsung. Perubahan dalam preferensi pembelian konsumen telah mempengaruhi pendapatan perusahaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline