Lihat ke Halaman Asli

Hadiahmu Ibu, Mengantarkanku Menjadi Lulusan Terbaik

Diperbarui: 3 Januari 2018   23:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Bu, sepertinya aku membutuhkan kendaraan untuk kuliah nanti", ucapku saat itu.

"Insya Allah, sabar ya nak. mintanya sama Allah sebab untuk sekarang ibu belum mampu membelikannya buat kamu", balas ibuku.

"iya bu, semoga ada rejeki ya buk nanti kita beli"

"amiin", terajut senyum simpul di bibirnya...

***

2011  menjadi masa-masa berjuang dalam hidupku. Ditengah keterbatasan dan  ujian yang sedang mendera keluarga kami. Aku memiliki cita-cita untuk  melanjutkan kuliah. Jujur saja aku berjuang sendiri untuk bisa menjadi  mahasiswa. Dari proses pendaftaran SNMPT hingga proses registrasi ulang  saya berjuang untuk mencukupi semua biayanya dengan bekerja.  Allhamdulillah jika bukan karna kebaikan ALLAH pada saat itu, tidak  mungkin aku bisa sampai saat ini.

Namun setelah proses menjadi  mahasiswa telah usai, ternyata aku memiliki satu kendala lagi yaitu  kendaraan. Sebab aku mendaftar di salah satu universitas negeri di  kotaku yang tempatnya sangat jauh dari rumah. Jaraknya kira-kira sekitar  30 Km dengan waktu tempuh 1 jam. Kotaku tak terlalu besar, armada  transportasi pun tak bisa diandalkan. pilihan jika aku harus menggunakan  angkutan kota maka aku harus 3 kali mengganti angkutan yang bisa-bisa  membutuhkan waktu 2 jam untuk sampai di kampus. Bagaimana mungkin itu  bisa ku lakukan andai memiliki jam kuliah jam 8, bisa-bisa setiap pagi  aku pasti telat dan estimasi biaya yang kuhabiskan jika menggunakan  angkutan kota setiap harinya bisa sekitar 30-35 ribu untuk ongkos pulang  dan pergi. Terlalu mahal bagiku. Sedangkan untuk pilihan yang kedua,  aku harus menjadi anak kos yang tinggal di seputaran kampus. Sebenarnya  ini opsi paling bisa diterima namun pada saat itu biaya untuk menyewa  satu kamar cukup mahal dan belum lagi uang belanja. Sehingga aku  mengurungkan niat untuk mengambil opsi ini.

AKU INGIN MEMILIKI KENDARAAN BU...

Pada  saat aku meminta dibelikan kendaraan mungkin bagi sebagian itu terlalu  memaksakan kehendak. Namun aku tahu saat itu langkah yang paling tepat  untuk menunjang mobilitasku dalam kuliah sambil bekerja adalah memiliki  kendaraan. Mungkin bagi sebagian beranggapan kan bisa naik kendaraan  umum, tapi lagi-lagi keterbatasan armada transportasi di kotaku tak  mendukungnya. Aku sampaikan niatan itu kepada ibuku, sehingga ibuku juga  bisa memberikan jalan keluar pada saat itu. Memang meskipun di awal  ibuku belum menyanggupinya, namun ibu selalu optimis bahwa kelak Allah  mampukan itu semua. Sehingga saat berbicara dengan ibu akan masalahku,  serasa semua permasalahan memiliki jalan keluar. Allhamdulillah.

Setelah  proses obrolan ini usai aku melakukan aktifitas seperti biasa.  Keinginanku untuk memiliki kendaraan pun seakan pudar. Aku sadar diri  secara materi aku tak mampu. Namun aku tetap mencari jalan keluar sambil  selalu berdoa agar selama proses perjuangan ini aku dimampukan. Selama  menunggu proses perkuliahan aktif aku hanya sesekali ke kampus untuk  melihat pengumuman. Kebetulan aku memiliki kawan yang memiliki jarak  rumah tak jauh dari rumahku. Sehingga selama proses mendaftar menjadi  mahasiswa baru aku selalu menumpang kepadanya. Namun ini tak bertahan  lama sebab kami berbeda fakultas yang dimana ketika perkuliahan telah  aktif jelas jadwal kuliah kami pun akan berbeda pula baik itu waktu dan  tempatnya.

Hingga pada saat itu aku sudah pasrah, terserah aja deh  nanti mau gimana. Tetap yakin aja untuk beberapa bulan kedepan semoga  ada jawaban atas kegalauan ini, hehe. Hingga pada saat itu Allah jawab  semua doa-doaku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline