Lihat ke Halaman Asli

Iwan Permadi

Guru Bahasa Inggris dan Pekerja Kreatif Televiisi

Siapakah Penonton Dominan TV Nasional Saat Ini?

Diperbarui: 24 Agustus 2021   06:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi pribadi

Tayangan televisi lokal saat ini memang tidak seperti tahun 1980an hingga 2000an awal yang mengalami boom (ledakan) sebagai primadona hiburan yang diperhitungkan banyak perusahaan untuk memasarkan produknya lewat tayangan iklan disana yang ditujukan baik untuk kalangan atas dan yang bawah.

Memang ujungnya tayangan televisi tidak lain hanyalah untuk menayangkan program-program yang digemari masyarakat pada umumnya, artinya tidak segmented (terbatas kalangan tertentu) sehingga kurang menarik bagi banyak pengiklan untuk mensponsorinya.

Tayangan segmented seperti untuk anak-anak, rohani, kesehatan dan berita memang punya segmen pemirsa sendiri sehingga iklan-iklan yang muncul di program tersebut "khusus" bagi pemirsa setianya yang rela tune in dan berlama-lama menyaksikan program tersebut.

Sedangkan tayangan yang gado-gado seperti variety show dulu juga pernah digagas dan diproduksi dengan mengkombinasikan program dialog, musik, kuliner dan kuis dan beberapa acara cukup sukses seperti acara Pesta Indosiar, Warna Warni RCTI dan beberapa lainnya.

Namun ternyata selera pemirsa berkembang ketika acara variety show ternyata terbukti salah satu segmennya dragging (membosankan), seperti bintang tamu dialognya kurang menarik, penyanyinya tidak punya nilai jual dan alasan lainnya, sehingga segmen-segmen tersebut dipecah menjadi acara musik, kuliner, dialog dan kuis sendiri-sendiri.

Acara Kuis sempat jadi primadona dari Family 100, Kata Berkait, Apa ini Apa itu dan klimaksnya Who Wants to be A Millionaire (WWTBAM) yang memperebutkan hadiah hampir Rp.1 milyar.

Acara dialog atau talk show dulu masih ditayangkan di slot prime time di stasiun televisi yang sekarang sudah ogah menayangkannya karena rating dan sharenya kecil seperti acara Aneka Dialog (RCTI) dan Perspektif (SCTV).  Alhasil program seperti ini sekarang jadi milik program televisi berita yang memang pemirsanya sangat segmented.

Sedangkan acara kuis sendiri sudah lama mati suri kecuali yang terakhir muncul di Global TV seperti Price is Right, sedangkan acara kuliner memang mengejutkan masih ada program Master Chef di RCTI yang cukup sukses, walau SCTV pernah membuat program serupa yaitu Hell's Kitchen tapi kurang sukses.

Pergeseran selera penonton memang dinamis karena dengan lahirnya televisi kabel, pay tv dan juga smart phone via internet membuat pangsa penonton televisi terdistorsi secara signifikan. Kalau jaman akhir 80an dan awal 90an, TVRI masih menagih iuran televisi tetapi penonton ogah membayar karena mereka tidak menonton TVRI tapi menonton televisi swasta , maka sekarang banyak program televisi swasta yang dulu "happening" juga tidak ditonton orang lagi seperti film serial asing (Hollywood) yang tidak pernah terlihat lagi ditayangkan di jam prime time (18:00-22:00)-Anda masih ingat betapa suksesnya serial televisi macam Mac Gyver, Baywatch,Knight Rider, Friends dan lainnya.  

Dari laporan rating dan share tertinggi stasiun televisi saat ini, primadona program televisi adalah sinetron, musik (dangdut), talent search (ajang nyanyi dan kuliner), olah raga (sepak bola). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline