Lihat ke Halaman Asli

Memulihkan Diri dari Patah Hati

Diperbarui: 11 November 2015   23:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah anda pernah gagal saat menjalankan target hidup anda, apakah anda beberapa kali mengalami penolakan dari lamaran pekerjaan yang tak kunjung memberikan kabar, apakah anda pernah gagal mempertahankan hubungan baik, apakah anda mengalami masa-masa kehilangan orang terdekat yang amat anda sayangi, dan berbagai jenis kejadian serupa dimana anda merasakan kesedihan dan menjadi patah hati.

Terkadang seseorang yang sedang mengalami patah hati memiliki perubahan suasana hati yang memburuk dalam waktu yang tidak sebentar, bahkan ada juga yang memerlukan waktu cukup lama untuk bisa move on. Apapun masalah yang melatar belakangi penyebab patah hati, maka patah hati tetaplah respon manusiawi yang dapat dirasakan oleh siapa saja dan kapan saja.

Saat mengalami patah hati ada sebagian orang yang meresponnya dengan bersedih sepanjang waktu dan memendamnya, ada yang menjadi stagnan, mengisolasi diri dan tak banyak melakukan hal-hal yang produktif, dan ada juga yang belum dapat menerima kenyataan atas penyebab patah hati sehingga melampiaskan kepada orang yang dinilai sebagai penyebab kesedihan.

Apa yang harus dilakukan setelah patah hati? menunggu semua kembali seperti awal atau memulai langkah yang baru? Ataukah anda dapat menerima kenyataan yang telah terjadi? Dan mulai beradaptasi untuk menyembuhkan luka yang ada.

Patah hati itu memang menganggu hari

Saat sedang patah hati, kemudian semakin larut dan semakin menjadi-jadi kesedihan yang dirasakan saat mengingat masa lalu yang menyakitkan. Diakui atau tidak hal ini sangat mengganggu hari-hari rutinitas. Memang hal ini sangat mempengaruhi, namun setidaknya hal ini merupakan pengalaman yang berguna untuk masa depan. Meskipun suatu masalah bisa saja tidak selesai akan tetapi yang paling penting adalah bagaimana cara menghadapi masalah.

Beberapa cara dalam menghadapi hal ini berdasarkan rekomendasi para peneliti dalam bidang ilmu hubungan diantaranya adalah sebagai berikut.

Membangun kembali diri sendiri (self)

Salah satu cara untuk menyembuhkan diri sendiri adalah dengan adanya cinta. Cinta  dapat memfasilitasi diri untuk bertumbuh, memperluas dan mendiversifikasi siapa diri seseorang (Aron & Aron, 1997).

Misalnya, ketika anda mengalami kehilangan atas meninggalnya seseorang yang selama ini anda cintai dimana sebelumnya anda banyak menghabiskan waktu untuk bersama-sama, ketika orang yang anda cintai sudah meninggal dan tak ada lagi hubungan yang terjalin seperti sebelumnya maka keadaan dapat berubah drastis. Konsep diri yang sebelumnya saling terkait menjadi hilang. Jadi tidak mengherankan, bahwa ketika sebuah hubungan berakhir, orang akan mengalami kebingungan (Slotter, Gardner, & Finkel, 2010)

Perasaan kehilangan membuat seseorang tidak yakin tentang siapa dirinya. Namun mulailah untuk membangun kembali siapa diri anda sesungguhnya. Saatnya untuk mencoba hal-hal baru dan menghabiskan waktu dengan orang-orang yang baru. Mendapatkan konsep diri kembali. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada individu yang tidak membuat kemajuan untuk mendefinisikan ulang atau menemukan kembali diri mereka, meraka akan mengalami penyusutan kebahagiaan secara psikologis (Mason, Bryan, Portley, & sbarra, 2012).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline