Lihat ke Halaman Asli

Iskandar Zulkarnain

TERVERIFIKASI

Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Jembatan Selat Sunda atau KA Bansel

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13495093411495769569

[caption id="attachment_216597" align="alignnone" width="600" caption="Jembatan Selat Sunda (Sumber; dok gogle)"][/caption] Banten baru saja merayakan hari jadi yang ke 12,sebagai sebuah provinsi, Banten belum bisa menunjukankinerja yang memuaskan, berdasarkan data dari Kemmendagri, tujuh provinsi baru yang dimekarkan sejak tahun 1999 itu, nilai tertingi diperoleh Provinsi Maluku Utara dengan skor 55,88. Selanjutnya secara berurutan sesuai skor hasil evaluasi adalah Provinsi Gorontalo (51,31), Kepulauan Bangka Belitung (49,64), Sulawesi Barat (46,73), Kepulauan Riau (46,64), Provinsi Banten (44,57), dan Papua Barat dengan skor 24,99 berada di posisi juru kunci. Jadi secara ranking, Banten menempati ranking no.2 dari belakang.

Dari ultah yang diadakan di Alun-alun Serang, kesan yang didapat penulis, agaknya Banten akan memprioritaskan pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) serta pembangunanBandara Labuan, lalu pertanyaannya, apakah prioritas diatas, sudah layak? Mengingat Banten baru pada rangking 2 dari bawah, bukan dari atas, bukankah lebih bijak jika Banten lebih focus pada pem-bangunan ke dalam, daripada focus pada expansi keluar, ibaratnya sebuah bangunan, mengapa tidak, memperkokoh pondasinya terlebih dahulu, sebelum menambah lantai ke atas?

Lalu apa prioritas kedalam itu, menurut hemat saya, yang perlu diprioritaskan adalah membuka keterisoliran daerah-daerah pedalaman, agar akses ekonomi dapat bergerak, caranya? Perbaiki sarana/prasarana, jalan antara Saketi-Malingping masih memprihatinkan, padahal ini jalan akses ekonomi utama, Jalan Kereta Api antara Rangkas Bitung, Labuan hingga Bayah kini sudah tidak ada, padahal jalan ini dulu dibangun dengan korban jiwa, korban ini dikenal dengan system kerja Rhomusa, korban yang meninggal 93.000 orang, hingga kini daerah Bayah dan sekitarnya, yang disebut dengan Banten Selatan masih merupakan daerah penghasil tambang yang potensial, namun ironisnya, sarana transportasinya sangat memprihatinkan.

Lalu bagaimana dengan jembatan selat sunda?

Apakah jembatan ini tidak perlu? Jawabannya tentu perlu, tetapi solusi lain masih ada sebelum kita memutuskan untuk membangunnya, salah satu solusinya, dengan membangun dermaga tambahan yang diperuntukan khusus bagi angkutan barang/truk di sekitar merak, lalu pembangunan yang sama dilakukan di daerah Srengsem di Lampung. Apa keuntungannya? Dengan membangun dermaga tambahan di Merak, dana yang dibutuhkan tdak sampai 100 T (biaya untuk membangun JSS), jadi tidak perlu tambahan utang keluar negri, tanaga kerja seluruhnya dapat dikerjakan oleh bangsa sendiri, tambahan kapal juga dapat dilakukan oleh anak bangsa sendiri, dengan dibangunnya dermaga di Srengsem, maka biaya maintenance jalan sepanjang 75 km dapat dihemat, waktu tempuh dapat dipersingkat, daerah Srengsem dapat tumbuh dan berkembang sebagai daerah penyangga kota Bandar lampung.Akhir dari itu semua, Banten lebih focus ke dalam, banyak potensi daerah ini yang belum tergali, sarana transportasi masih sangat memprihatinkan, kemampuan SDM masih relative jauh tertinggal di banding tetangganya Jawa Barat, ketimpangan pembangunan masih sangat menonjol antara daerah Tangerang dan Kabupaten Lebak, termasuk daerah Selatan Banten. Jadi, jika saja pemerintah Banten, mau melihat lebih jeli kedalam, masih sejibun masalah yang mendesak untuk ditangani, sebelum ekspansi keluar……………InsyaAllah




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline