Lihat ke Halaman Asli

Isur Suryati

TERVERIFIKASI

Menulis adalah mental healing terbaik

Strategi agar Kantin Kejujuran Berkembang dengan Baik dan Sukses

Diperbarui: 8 Desember 2022   21:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kantin berkonsep kejujuran di SMAN 29 Jakarta (Sumber: Kompas.id)

Kantin kejujuran di sekolah Anda akhir-akhir ini merugi terus? Padahal, sudah dipasang kamera pengawas atau CCTV di setiap sudut. 

Setiap hari pengelola kantin juga rutin mengecek dan memeriksa saldo uang di dalam kotak uang tempat peserta didik menaruh uang pembayaran. 

Nah, tenang saja! Anda tidak sendirian. Sekolah-sekolah lain di seluruh Indonesia juga memiliki kasus yang sama kok. Oleh karena itu, baca terus artikel ini sampai habis. Karena, Anda akan tahu bagaimana solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

Cerita Tentang Kantin Kejujuran

Sebut saja, Pak Andi -seorang guru PPKN yang diberi tanggung jawab oleh kepala sekolah, sesuai mandat dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengelola kantin kejujuran. 

Pada awal pendirian kantin kejujuran, dia sangat bersemangat menyiapkan ruangan yang akan digunakan untuk kantin kejujuran. 

Dengan modal awal Rp 10. 000.000., Pak Andi belanja semua keperluan kantin. Dari mulai stok makanan yang akan dijual berupa snack atau makanan ringan yang biasa digemari oleh peserta didik, dan minuman ringan. 

Pak Andi juga sangat bersemangat untuk melengkapi perlengkapan dasar yang dibutuhkan di kantin kejujuran tersebut, berupa lemari pendingin atau kulkas untuk menaruh minuman dingin, dispenser untuk persediaan air panas yang akan digunakan peserta didik untuk menyeduh pop mie atau susu, dan kamera pengawas atau CCTV sebagai standar keamanan dasar yang harus disiapkan. Karena, dengan alat tersebut akan menunjang keberhasilan kantin kejujuran di sekolah.

Minggu pertama, kantin kejujuran tersebut launching. Pak Andi mulai mengeluh, "Seminggu sudah rugi dua ratus ribu, setiap hari pemasukan kantin selalu saja kurang." 

Minggu kedua, jumlah kerugian terus saja bertambah. Pak Andi mulai merasa khawatir, bagaimana kalau modal awal yang diberikan oleh pemerintah tersebut terus saja berkurang. 

Lama-lama, kalau terus dibiarkan, bisa-bisa semua modal itu akan habis, mungkin nanti dia yang harus mengeluarkan modal sendiri. 

Mengingat kemungkinan tersebut, Pak Andi langsung melakukan tindak antisipasi dengan cara mengecek kamera CCTV dan melakukan pemanggilan kepada peserta didik yang terindikasi melakukan kecurangan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline