Lihat ke Halaman Asli

Isur Suryati

TERVERIFIKASI

Menulis adalah mental healing terbaik

Bankrupt Game Melatih Mindset dalam Mencari Uang

Diperbarui: 12 September 2022   09:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi bankrupt game |Pexels.com/Pavel Danilyuk

Ciao! Kompasianer hebat. Pernahkah anda mendengar tentang sebuah game yang berkaitan dengan masalah finansial? Permainan ini menguji strategi, cara, dan upaya kita dalam menghasilkan uang.

Game ini bersifat reality show, ditayangkan secara live di TV, mungkin seperti Squid Game yang beberapa waktu silam sempat digandrungi. Saat dipertunjukkan di TV, peserta tidak diberi tahu bahwa mereka sedang bermain dalam sebuah game. Ada beberapa kamera tersembunyi yang disimpan di beberapa tempat. 

Kamera ini fokus mengikuti pergerakan para pemain. Ke mana pun mereka bergerak, akan selalu dipantau dan diawasi. Biasanya durasi dari permainan ini, antara 1 x 24 jam. Urutan kegiatannya menggunakan berbagai skenario.

Jenis-Jenis Skenario Bankrupt Game

1. Target mengumpulkan uang

Umpama, saat kita sedang touring dari kantor. Tiba-tiba saja diturunkan di tengah jalan, tanpa persiapan dan tidak berbekal uang. Hanya modal baju yang menempel di badan. Kita ditantang untuk survive agar bisa bertahan hidup dan menghasilkan uang minimal untuk makan di hari itu.

Tentu saja, di awal sudah ada aba-aba, ya. Petunjuk dari manager atau mentor kita di perusahaan tenting teknik-teknik, strategi, cara, dan upaya untuk menghasilkan uang dalam keadaan tanpa modal sama sekali alias bankrupt atau bangkrut.

Tapi, tetap saja kaget dan bingung, ya. Kirain hanya materi doang, tidak harus dipraktekan. Itulah, mungkin yang akan kita rasakan bila dihadapkan pada tantangan ini.

Apa coba yang harus dilakukan? menangis mungkin, menjerit, minta tolong kepada orang lain yang ada di sekitar. Lalu, kita curhat bahwa kita diturunkan secara tiba-tiba di tengah perjalanan. Meminta pertolongan kepada warga agar diantarkan kembali ke alamat tempat tinggal kita. Bukan begitu, alurnya Bestie. Ya kali, kalau bisa begitu. Kita langsung out dari perusahaan. Tanpa SP 1 dan SP 2.

Ada juga skenario lainnya, mungkin pesertanya bisa masyarakat secara umum. Tidak hanya yang bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan. Umpama, saat seseorang nongkrong di depan mall tanpa membawa barang apapun. Hand phone juga ditinggal di rumah. Karena, niat dia cuma cari angin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline