Lihat ke Halaman Asli

Isur Suryati

TERVERIFIKASI

Menulis adalah mental healing terbaik

Saat Writer's Block Menyerang Mood Penulis, Apa yang Harus Dilakukan?

Diperbarui: 6 September 2022   11:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi writer's block |Pexels.com/Ivan Samkov

Bagi orang yang sudah terbiasa menulis, baik fiksi maupun non-fiksi. Apalagi berprofesi sebagai penulis. 

Tentu saja, sudah tidak asing lagi dengan nama penyakit berbahaya yang satu ini.

Bagaimana tidak, saat virus writer's block menyerang. Seorang penulis akan tampak mati gaya sekaligus mati kutu. Betul gak?

Writer's block juga hinggap tanpa pandang bulu. Tidak membedakan kasta, strata, dan senioritas dalam dunia kepenulisan. Siapa saja, bisa kena. 

Bukan hanya, penulis pemula yang masih belajar untuk merangkai tema supaya nyambung dengan isi bahasan. 

Namun, dapat hinggap juga pada mood penulis yang sudah berkategori master atau profesional.

Sebagaimana kita ketahui bersama, writer's block merupakan sebuah kondisi yang dialami oleh seorang penulis.

Dimana ia merasa kaku dalam menuangkan ide menjadi tulisan, tidak dapat menemukan ide atau gagasan baru tentang apa yang akan ditulis. 

Penulis juga merasa kesulitan untuk dapat fokus dalam menulis sebuah tema.

Kehilangan inspirasi, menulis lebih lambat tidak seperti biasanya, dan merasa stres hingga frustasi yang akut ditandai dengan berhenti menulis dalam jangka waktu yang lama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline