Lihat ke Halaman Asli

Isur Suryati

TERVERIFIKASI

Menulis adalah mental healing terbaik

Melakoni Kehidupan sebagai Ibu Pekerja dengan Bahagia

Diperbarui: 13 Januari 2022   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi ibu pekerja | Sumber: Pexels/Ketut Subiyanto

Drama pagi hari saat di rumah

Apakah Anda Ibu rumah tangga sekaligus Ibu yang bekerja mencari nafkah? Satu kata untuk kalian: Aaah mantap!

Saya paham betul bagaimana rasanya itu. Saat harus bangun di pagi buta padahal kantuk masih bertahta. Karena semalam tidur tak lena, harus menjaga anak dan menuntaskan semua tugas rumah tangga.

Bangun terhuyung-huyung. Udara pagi mencubit kulit, ia seakan-akan berteriak, "Woooy bangun! Kamu harus kerja. Kalau kamu tidak cepat bangun, anakmu keteteran nanti. Suamimu marah-marah karena membuka meja makan, tak ada sarapan. Baju kotor, piring kotor, lantai kotor, siapa yang akan membereskannya."

Namun, selimut dan hangatnya kasur melambai-lambai mengajak melanjutkan tidur sampai pagi menjelang. 

Saat matahari bersinar terang, hangat menjalari pekarangan dan bunga mawar tersenyum merekah. Kamu menggeliat. Aroma kopi Robusta dan goreng uli melangit lepas.

Antara ada dan tiada, kesadaran belum pulih menyatu dalam jiwa. Kau sanggulkan rambut, mengikatnya dengan kuat. Mata belum pun terbuka.Tapi, otakmu sudah menyusun jadwal berantai. 

Buka gorden, buka pintu agar udara segar masuk, nyalakan air, minum air hangat, wudlu, sholat subuh, masak nasi, nyalakan mesin cuci, cuci piring, kopek-kopek bawang, dadar telor, nyapu tipis-tipis, ngepel lantai, siram bunga, bangunkan anak sulung dan tengah dengan lembut, abaikan bila ada sedikit drama, jangan terpancing emosi di pagi hari. Nanti, mood berantakan.

Oke sudah mandi dua bocil itu, suapi mereka untuk meminimalisir alasan tidak mau sarapan. Dua anak sudah rapih, mereka anteng main gawai atau nonton TV. 

Lalu bangunkan suami, siapkan sarapannya. Kita sendiri mandi, siap-siap pakai seragam, tunggu suami mandi dan berpakaian, sambil merapikan anak untuk ke sekolah, tunggu pengasuh datang untuk mengasuh si bungsu. Pyuuuh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline