Lihat ke Halaman Asli

Isti Yogiswandani

TERVERIFIKASI

Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Muktamar, Tapak Suci, dan Nguri-uri Budaya

Diperbarui: 7 November 2022   15:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penari reog berfoto bersama Bupati Madiun dan jajarannya (dokpri) 

Ahad, 6 November 2022..

Huu.. Ha!.... Huuu.. Ha... Alunan musik mengiringi 2 penari Bedoyo Jati, tari khas Banyuwangi menyambut kedatangan Bapak Bupati. 

Kedua penari tetap bergerak lincah gemulai, dan disambut applaus dari penonton dan Bapak Bupati yang baru tiba ketika tarian usai. 

Tari Bedoyo Jati dari Banyuwangi menyambut kedatangan Bapak Bupati Madiun dan rombongan (dokpri) 

Hari itu diadakan acara Semarak Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke -48 yang diadakan di Dusun Buluh, Desa krandegan, Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun. 

Jangan mencari penghidupan dari Muhammadiyah, tapi hidupilah Muhammadiyah (KH Ahmad Dahlan) 

Ada panggung yang didirikan, tetapi pentas seni dan budaya dilaksanakan di depan panggung di tanah lapang terbuka, sehingga meski banyak kerumunan, tidak terjadi desak-desakan. Relatif aman untuk menjaga kemungkinan terjadinya insiden yang banyak terjadi di keramaian. 

Managemen kerumunan seperti ini penting, perlu dilakukan sebelum diadakannya suatu acara untuk meminimalisir resiko yang terjadi jika massa berkerumun. 

Acara semarak muktamar ini diawali dengan jalan santai mengitari salah satu pojok desa Krandegan yang memakan waktu kurang lebih 1 jam. 

Acara diawali dengan jalan santai keliling salah satu sudut Desa Krandegan (dokpri) 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline