Lihat ke Halaman Asli

Isson Khairul

Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Terus Dikebut, Digitalisasi Koleksi Sastra PDS HB Jassin

Diperbarui: 11 Mei 2023   22:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari kanan-kiri: Diki Lukman, Octavianus, dan mahasiswa UNJ. Foto: Isson Khairul


Rabu, 10 Mei 2023. Sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) mendatangi Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin. Para mahasiswa tersebut langsung disambut oleh Diki Lukman Hakim, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) PDS HB Jassin. Bagaimana merawat karya sastra?

Digitalisasi Karya Sastra

Di kesempatan itu, Diki Lukman Hakim mengajak para mahasiswa ke laboratorium PDS HB Jassin, yang berada di lantai 5 Gedung Ali Sadikin, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat. Di laboratorium itu, staf PDS HB Jassin dengan telaten merawat koleksi sastra, agar tak rusak, hingga bisa diakses dari zaman ke zaman.

Karya sastra dalam bentuk buku, misalnya, dirawat halaman demi halaman. Maklum, usia buku-buku sastra di PDS HB Jassin, sudah puluhan tahun. Demikian juga karya sastra berupa kliping koran. Inilah salah satu kekuatan PDS HB Jassin, yang koleksinya mungkin sudah tidak bisa ditemukan di tempat lain.

Boleh dibilang, PDS HB Jassin merupakan pusat dokumentasi sastra terlengkap di dunia, yang mengoleksi berbagai bentuk dokumentasi sastra. Wujudnya, mulai dari tulisan tangan asli para sastrawan, surat-surat pribadi para sastrawan, guntingan pers, foto, naskah drama dari dalam dan luar negeri, buku, majalah, makalah, skripsi dan tesis sastra, kaset, compact disk, mikrofilm, hingga lukisan.

Secara resmi, PDS HB Jassin didirikan pada 30 Mei 1977. Tapi, secara pribadi, HB Jassin sudah mulai mengoleksi serta mendokumentasikan berbagai karya sastra sejak tahun 1933. Pada masa itu, HB Jassin bekerja sebagai redaktur di Badan Penerbitan Balai Pustaka, lembaga bahasa dan budaya yang kemudian menjadi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, serta menjadi dosen di Universitas Indonesia.

Diki Lukman Hakim mengungkapkan, "Selain merawat koleksi yang sudah ada serta menghimpun koleksi yang baru, tim kerja PDS HB Jassin juga sedang melakukan proses digitalisasi berbagai koleksi sastra tersebut." Digitalisasi adalah bagian dari upaya PDS HB Jassin untuk menjawab kebutuhan para peminat sastra.

Selama ini, yang banyak memanfaatkan koleksi PDS HB Jassin adalah mahasiswa, peneliti sastra, seniman, penyair, dan penulis. Diki Lukman Hakim menyadari, jarak dan waktu kerap menjadi kendala mereka untuk mengakses koleksi PDS HB Jassin.

Karena itulah, proses digitalisasi berbagai koleksi sastra PDS HB Jassin, terus dikebut. "Setelah ter-digitalisasi, koleksi sastra ini nanti bisa diakses dari seluruh dunia, secara online. Dengan demikian, semakin banyak orang yang memanfaatkan koleksi PDS HB Jassin, maka hal itu akan turut meningkatkan level literasi bangsa," ujar Diki Lukman Hakim.

Diki Lukman Hakim baru pada pertengahan April lalu diangkat menjadi Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) PDS HB Jassin. Secara kelembagaan, ini merupakan babak baru. Dengan status UPT, tentu PDS HB Jassin akan lebih leluasa mengembangkan diri, serta terbuka ruang yang lebih luas untuk meningkatkan kompetensinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline