Lihat ke Halaman Asli

Israul Mubarak

Anak BANGSA

Sang Pengajar Sepanjang Masa

Diperbarui: 28 April 2022   22:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Semenjak kecil, saya sudah belajar ngaji di banyak tempat. Bahkan saya juga di tempatkan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Al-Qur’an oleh kedua orang tua saya. Seharusnya, saya sudah lancar ngaji semenjak PAUD.

 Namun, dimasa kecil, saya lebih banyak bermain bersama teman-teman. Yang berakibat pada akademik saya yang sangat kurang. Saya juga merupakan anak yang sangat sulit belajar ketika kecil. Saya sering mendapatkan nilai rendah, dan rangking akhir. 

Sehingga orang tua saya pusing dalam menghadapi saya. Sedangkan kakak saya, dia sangat pandai ketika PAUD. Jadi, dia sudah mulai membaca al-qur’an semenjak Sekolah Dasar kelas. Dan juga ia sering menjadi juara kelas disekolahnya.

Diantara sekian banyak guru ngaji saya, saya ingin menceritakan tentang nenek saya. Saya mulai belajar ngaji kepada nenek saya semenjak saya berusia 10 tahun. Namun, ketika saya belajar ngaji kepada nenek, saya sudah mulai masuk al-qur’an. Yang mana itu saya raih di tempat ngaji sebelumnya. Sebenarnya, nenek saya sudah tidak mengajar lagi, namun karena permintaan dari saya sebagai cucunya, akhirnya dia mau.

Nenek saya, merupakan sosok guru yang terkenal dengan kekejamannya. Dan ia diberi gelar “Niang Karuik” dalam bahasa daerah saya. Atau bisa diartikan dengan “Ibu Pemarah”. Sebenarnya, gelar tersebut lebih mengarah kepada kening nenek saya yang jika ia melihat hal yang janggal, maka keningnya berkerut sebagai tanda marah.

Menurut cerita yang saya dengar, nenek saya merupakan guru di Madrasah Ibtidaiyah, dan juga menjadi guru ngaji bersama kakek saya. Kakek saya juga merupakan seorang guru juga di Madrasah Aliyah Negeri.  Sehingga nenek saya bisa dibilang terkenal dikampung saya. Dan hal yang sangat menjadi ciri khas nenek saya ketika mengajar adalah tongkat rotannya.

Sebenarnya, mutu Pendidikan sekarang menjadi sangat rendah disebabkan oleh sistem Pendidikan yang tidak membolehkan seorang guru berlaku keras terhadap muridnya. Sehingga murid zaman sekarang berlaku sesuka hatinya, adab seorang murid sudah sangat minim. 

Hal itu juga berpengaruh terhadap ilmu yang didapatkan. Dengan berkurangnya adab seorang murid terhadap guru, mempengaruhi psikologis anak, yang berlaku sesukanya dengan bersandarkan pada Hak Asasi Manusia. Dan hal itu juga berpengaruh pada guru, dengan kurangnya rasa hormat murid kepadanya, ia merasa malas mengajar, sehingga ilmu yang disampaikannya juga kurang.

Namun, pasti ada hal lain dibalik dikeluarkannya HAM, tidak bisa juga kita salahkan. Pemerintah juga sudah memikirkan hal itu secara matang, sehingga harus kita ikuti sebagai warga negara yang baik.

Ketika saya ngaji kepada nenek saya, hanya sedikit saja orang yang ikut ngaji dengan saya. Karena itu juga tidak dibuka untuk umum, namun hanya kepada saudara dan tetangga saja. Hanya berjumlah 5 atau 6 orang saja. Namun, kami mengaji setiap malam kecuali malam minggu. 

Dan juga kami ngajinya dirumah setiap setelah maghrib. Kami juga mengakhiri ngaji itu ketika azan isya berkumandang, dan melanjutkannya dengan shalat berjama’ah dengan imam yang bergilir. Biasanya, sebelum azan isya berkumandang, kami sudah mengakhiri ngaji dan disitulah hal yang sangat enak, karena nenek saya bercerita tentang pengalaman-pengalamannya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline