Lihat ke Halaman Asli

Siang yang Menggigit

Diperbarui: 28 Mei 2018   23:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Batam,  siang yang menggigit.

Sesudah pulang sekolah, sudah empat puluh lima menit Dadang menunggu di depan halaman rumah, tetapi tak terlihat akan dibukakan pintu oleh Ibunya.  Udara dan cuaca di Batam yang sangat panas telah membasahi tubuhnya yang dekil, ia mencoba mengetuk pintu berkali-kali. Tetapi tidak ada seorang pun yang mendengar ketukan tersebut. Lelaki itu mencoba mendobrak pintu tersebut supaya ia bisa masuk, namun pintu tersebut masih saja terkunci dengan rapat. Jika tiga menit lagi tidak ada yang mendengarkanku, maka aku akan mencoba memanjat tembok rumahku, pikirnya untuk mencoba masuk.

Lelaki tersebut mencoba naik keatas tembok dan berjalan diatas langit-langit rumah. Ia melihat ke arah kamar ibunya. Dan ia segera meloncat menghampiri ibu yang terbaring lemas diatas kasur.

"Ibu... Ibu kenapa? Siapa yang membuat ibu seperti ini"

"Ibu tidak apa-apa nak, Ibu cuman kelelahan habis kerja"

"Tidak Bu.. Sekarang juga saya akan membawa Ibu ke rumah sakit"

Pada siang itu juga Dadang membawa pergi Ibunya ke rumah sakit yang terdekat. Dadang adalah kakak dari Lia yang berumur lima belas tahun dan sedang menempuh pendidikannya di Madrasah Tsanawiyah Negeri. Sedangkan Dadang duduk di bangku Madrasah Aliyah Negeri 1 Batam.

Dadang tidak akan memberi tahu adiknya, jika sekarang Ibunya di bawa ke rumah sakit. Dadang tidak ingin adiknya bersedih jika ia melihat Ibunya sedang sakit. Namun Dadang harus memberi tahu Ayahnya, ketika Ayahnya sudah pulang.

"Kamu anaknya Ibu Masriani ya dik?

"Iya bener Pak, saya anaknya"

"Oh.. Kalau begitu mari ikut saya ke ruang administrasi"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline