Lihat ke Halaman Asli

Iskandar Harun

TERVERIFIKASI

Ibadah Haji dan Oleh-olehnya

Diperbarui: 24 Agustus 2016   11:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ini sekadar berbagi pengalaman tentang ibadah haji dan oleh-2 .

Sudah jadi perjanjian tidak tertulis setiap ada saudara yang berangkat kemanapun , selain ucapan selamat iringi dengan embel-2, “ oleh nya jangan lupa dong “.

Kayaknya ucapan ini juga disampaikan pada saudara-2  , handai tolan yang berangkat beribadah haji.

Dalam kondisi perjalanan normal saja , faktor oleh-2 sudah jadi beban atau masaalah. Jumlah bagasi sangat terbatas, apalagi penerbangan murah meriah. Lebih sedikit saja sudah harus bayar.

Kadang pengharapan terhadap oleh-2 ini berlebihan, sehingga menyita pikiran, tenaga dan tentu dana.

Bagaimana dengan berhaji atau berumroh.

Ibadahnya sendiri sudah berat ,kondisi disana juga bukan nyaman , apalagi ditambah dengan tugas yang tidak tertulis, nyari pesanan saudara, mertua, ipar , teman sekantor . Sungguh pusing. Mana waktu untuk khusuk beribadah .

Pengalaman penulis sendiri menunai ibadah haji tahun 1997 dan umroh tahun 1999 dan 2012.

Hari pertama kita di Madinah , setiap hari kita dibawa Ziarah keberbagi tempat. Dan setiap akhir tour dibawa ke daerah pertokoan. Untuk belanja. Kalau Madinah kayaknya wajib ketempat pusat-2 atau kebon kurma. Memang mengiurkan berjenis-2 kurma dipamerkan.

Disini bermula  nafsu beli. Melihat orang ramai saling berebut, ikut berebut. Murah, enak, tidak ada ditempat lain, macam-2 variasinya.

Tanpa pikir panjang 5 kg kurma dibeli , nanti untuk dibagi-2 kalau pulang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline