Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Jangan Terbebani Sejuta Kebaikan, Mulai Saja Dulu Apa yang Bisa

Diperbarui: 25 Juli 2021   19:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sunandi (39), seorang driver ojek online yang membagikan makanan dan minuman gratis di Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.(Facebook: Sunandi via KOMPAS.com)

Ajakan Romo Bobby atau "Ruang Berbagi" untuk menulis tentang "sejuta kebaikan", sungguh menantang. Tapi, saya ralat, istilah "menantang" rasanya kurang tepat, yang lebih pas adalah ajakan yang simpatik.

Soalnya, untuk berbuat baik, kurang relevan dikaitkan dengan tantang menantang. Alangkah baiknya niat berbuat baik tidak dikaitkan dengan nafsu untuk mengalahkan jumlah kebaikan orang lain.

Justru, dengan bahu membahu atau secara bersama-sama, sesuatu yang berat jadi terasa ringan. Biarkan saja masing-masing orang melakukan kebaikan seberapa ia bisa.

Jika seseorang melakukan kebaikan kepada orang lain, sepanjang dilakukan dengan tulus, maka pada dasarnya kebaikan itu bukan hanya untuk orang lain, tapi manfaatnya akan kembali kepada si pemberi.

Jiwa si pemberi akan merasa tenang, damai, katakanlah menikmati semacam kepuasan spiritual. Juga bukan tidak mungkin, rezeki si pemberi pun akan bertambah, dari sumber yang tak terduga.

Jadi, jangan mengira apabila kita memberikan uang kepada orang lain, maka uang kita akan berkurang. Secara matematis akan berkurang memang, tapi boleh jadi akan tergantikan lagi dari sumber tak terduga itu.

Hanya saja, sekali lagi, harus tulus, jangan memberi sesuatu, tapi diniatkan sebagai pancingan agar mendapat lebih banyak lagi. 

Dan jangan lupa, kebaikan itu bukan hanya kepada sesama manusia, tapi juga kepada makhluk lain seperti tumbuh-tumbuhan dan hewan, juga kepada lingkungan secara keseluruhan.

Bayangkan, jika masing-masing kita berbuat kebaikan, sekecil apapun itu, maka bukan sejuta kebaikan lagi yang terjadi, bisa puluhan, bahkan ratusan juta kebaikan. Apalagi bila mampu dilakukan secara konsisten.

Bicara soal kebaikan, sebetulnya bukan hal yang asing bagi masyarakat kita. Memang, ada semacam paradoks di negara kita. Di satu sisi, warganet kita dikenal oleh dunia internasional sebagai warganet yang paling tidak sopan.

Cara kita mem-bully, mungkin sudah tergolong kasar di mata banyak warganet asing. Tapi, di sisi lain, dunia internasional pula yang mengakui kita sebagai bangsa yang paling dermawan. Padahal,  kita belum termasuk negara maju.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline