Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Mahfud MD, Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta yang Kini Jadi Atasan Prabowo

Diperbarui: 23 Oktober 2019   17:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Kompas.com

Benar adanya, bahwa kelahiran, jodoh, rezeki dan maut, semuanya misteri Ilahi. Rezeki seseorang dari karir yang dijalaninya sering datang dan pergi secara tidak terduga. 

Orang yang pernah jadi anak buah kita di kantor, suatu saat kelak bisa jadi bos kita. Ini sudah sering terjadi, yang terkadang bikin kikuk, tapi harus disikapi secara profesional. 

Paling tidak, secara kedinasan, seorang bawahan harus menghormati atasannya, walaupun si atasan dulu malah ia yang mewawancarai saat merekrut. Namun pada momen yang bersifat kekeluargaan, bisa saja unsur jabatan tidak dibawa-bawa.

Pola hubungan seperti itulah yang kira-kira menandai hubungan putus nyambung antara dua anggota Kabinet Indonesia Maju yang baru saja dilantik pagi Rabu (23/10/2019) ini.

Kedua menteri dimaksud adalah Menteri Koordinator Polhukam Mahfud MD dan salah satu menteri yang dibawahinya, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Bagaimana ceritanya kok disebut hubungan putus nyambung? Begini, coba lihat kembali berita seputar kampanye pilpres 2014. Ketika itu pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa merasa sangat beruntung karena salah satu tokoh nasional yang terkenal punya integritas tinggi, Mahfud MD, bersedia menjadi Ketua Tim Pemenangan yang sering pula merangkap jadi juru bicara.

Namun takdir berkehendak lain. Seperti diketahui, Prabowo-Hatta kalah suara tipis dari Jokowi-JK. Maka setelah Mahfud pamit dan melaporkan tugasnya sudah selesai kepada Prabowo, hubungan kedua tokoh ini pun terputus.

Terputusnya bukan karena ada pertengkaran, hanya karena kebetulan tidak pernah saling bertemu saja. Kompas.com (19/4/2018) menulis pernyataan Mahfud bahwa sejak 5 November 2014 ia tidak bertemu dan berhubungan dengan Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.

Menarik pula pernyataan Mahfud berikutnya bahwa ia akan menolak bila diminta kembali menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional untuk pasangan Prabowo-Sandi. "Enggaklah, masak gak naik-naik pangkat," ujar Mahfud ketika itu.

Memang saat itu nama Mahfud santer terdengar akan digandeng Jokowi sebagai calon wapres. Jelas konteksnya, apa yang dimaksud naik pangkat oleh Mahfud.

Kursi wapres yang pernah hampir tergapai oleh Mahfud rupanya belum menjadi rezekinya. Tapi Mahfud cepat menyembuhkan kekecewaannya dan tetap menjaga hubungan baik dengan pasangan Jokowi-Ma'ruf yang akhirnya memenangi kontestasi pilpres 2019.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline