Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Sandiaga dan AHY Masuk Bursa Calon Menteri?

Diperbarui: 13 Mei 2019   09:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. poskotanews.com

Baru saja di sebuah grup WhatsApp, seorang teman saya mengirimkan tautan berita di media daring yang berisikan nama-nama calon menteri di kabinet yang akan dibentuk oleh Presiden terpilih Joko Widodo bersama Wapres Ma'ruf Amin. Tentu saja istilah Presiden terpilih lebih tepat dipakai setelah ada pengumuman resmi dari KPU.

Memang media yang memberitakan bukanlah media arus utama, sehingga kebenarannya amat diragukan. Tapi ada dua nama yang menjadi perdebatan teman-teman saya di grup tersebut karena berasal bukan dari lingkaran koalisi pendukung Jokowi, malah pesaingnya di pilpres yang lalu.

Kedua nama tersebut adalah Sandiaga Uno yang disebut salah satu calon untuk posisi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai salah satu calon Menteri Pertahanan atau Menteri Pemuda dan Olahraga.

Sebetulnya bila dilihat dari sisi kebutuhan untuk melakukan rekonsiliasi, isu masuknya Sandiaga dan AHY tentu ada logikanya. Merangkul lawan politik adalah salah satu strategi ampuh agar persatuan bangsa kembali utuh.

Namun kalau dilihat dari sisi kepentingan partai-partai koalisi gemuk yang mengusung Jokowi-Ma'ruf, masuknya orang luar koalisi di kabinet tentu juga berarti mengurangi jatah partai-partai yang sudah berkeringat dari awal.

Bahkan menjadi kecemburuan besar bila pihak lawan diakomodir, sementara misalnya di pihak lain ada partai pendukung Jokowi yang tak kebagian jabatan, katakanlah dengan alasan partai tersebut tidak lolos ambang batas perolehan suara minimal 4 persen.

Sekadar berandai-andai saja, bila nantinya Sandi dan AHY betul-betul menjadi menteri atau pejabat setingkat menteri, maka kabinet mendatang menjadi semarak dengan persaingan terselubung tokoh-tokoh muda yang berpeluang untuk bertarung di pilpres 2024. 

Soalnya, selain kedua nama di atas, kabinet mendatang diperkirakan masih mempertahankan Puan Maharani, kecuali Puan mendapat panggung yang lebih bergengsi, jadi Ketua DPR-RI.

Jangan lupa, beberapa gubernur potensial juga akan terpacu mengunjukkan kebolehannya, seperti Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo, dan Khofifah Indar Parawansa. 

Nah, apakah situasi itu berbahaya karena akan terjadi adegan saling menjegal? Rasa-rasanya bukan seperti itu. Justru Jokowi karena sudah tidak ada beban lagi, tentu akan habis-habisan untuk menyukseskan periode kedua sekaligus periode terakhir kepemimpinannya.

Dengan kemampuan sebagai seorang pemimpin sejati, Jokowi akan memancing agar para menteri dan gubernur bekerja secara maksimal. Fungsi Presiden sebagai dirigen juga akan menentukan agar tidak ada sikut-sikutan antar menteri atau antar menteri dengan gubernur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline