Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Lion Air Kurangi Berat Bagasi, Apa Dampaknya bagi Penumpang?

Diperbarui: 18 Desember 2018   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: Pesawat Lion Air B737-800 terparkir di run way Bandara Internasional Soekarno-Hatta. (kompas.com)

Sebuah berita di Tribunnews.com, 15/12/2018, berkaitan dengan peraturan baru yang diterapkan oleh manajemen maskapai penerbangan tebesar dari sisi jumlah penumpang dan terbanyak frekuensi penerbangannya di tanah air saat ini, Lion Air.

Aturan baru itu hanya memperkenankan seorang penumpang membawa barang yang masuk bagasi pesawat maksimal sebanyak 10 kg, turun dari aturan lama dengan maksimal 20 kg. Khusus untuk pesawat Wings Air, yang juga termasuk Lion Air Group, maksimal barang yang dibolehkan lebih kecil lagi, yakni 5 kg. 

Peraturan baru tersebut akan mulai diberlakukan sejak tanggal 8 Januari 2019 untuk seluruh penerbangan domestik. Pihak Lion Air sudah mengirimkan surat terkait hal itu kepada semua agen travel untuk disampaikan kepada calon penumpang.

Bagi penumpang yang membawa barang melebihi ketentuan tersebut dapat membayar melalui fasilitas prepaid baggage yang bisa dibeli melalui agen, website penerbangan atau di kantor Lion Air, paling lama 6 jam sebelum keberangkatan. Namun bila penumpang membayarnya di counter check in saat mau berangkat,  tarif kelebihan bagasi akan lebih mahal.

Nah, kira-kira akankah aturan baru tersebut mengubah perilaku penumpang maskapai berbiaya relatif murah itu? Yang jelas, motif utama pihak maskapai gampang ditebak, yakni memperoleh penghasilan tambahan sebagai kompensasi dari murahnya harga tiket pesawat Lion Air Group ketimbang maskapai pesaing.

Selama ini pihak Lion juga menerima penghasilan dari penjualan makanan dan minumam di atas pesawat yang dijual dengan harga relatif mahal, dan tidak ada makanan kecil ataupun minuman yang dibagikan secara gratis ke semua penumpang seperti di beberapa maskapai lain.

dok. tiketpesawat.com

Namun, tentang makanan tersebut, kelihatannya kurang berdampak, dalam arti sangat sedikit yang membelinya. Soalnya, banyak penumpang yang menyiasatinya dengan membawa air mineral dan makanan kecil sendiri yang ditarok dalam tas tangan atau kantong bawaannya.

Sekarang muncul masalah baru dengan pembatasan barang bawaan, bagaimana cara menyiasatinya? Untuk laki-laki yang bepergian karena urusan dinas, bisnis, atau yang sifatnya kunjungan singkat, relatif tidak banyak berbeda. Toh selama inipun kebanyakan penumpang seperti itu membawa barang tak sampai 10 kg.

Masalahnya bagi ibu-ibu yang bepergian untuk berwisata atau acara keluarga, tentu agak sulit mengurangi barang bawaan. Kebiasaan ibu-ibu, termasuk juga remaja wanita, lebih suka membawa banyak pakaian meskipun belum tentu terpakai semuanya, minimal untuk berjaga-jaga.

Belum lagi perangkat kosmetik, sepatu, atau asesoris lainnya. Bawaan oleh-oleh dan belanjaan lainnya juga cukup merepotkan, tapi banyak kaum hawa yang hepi-hepi saja membawanya naik pesawat, bukan dikirimkan melalui perusahan jasa ekspedisi. 

Tak bisa lain, untuk mereka yang keberatan membayar biaya tambahan bagasi, harus cermat dan selektif dalam membawa barang saat bepergian naik pesawat. Seandainya hal itu tak bisa dilakukan, maka jangan terlalu gampang menjatuhkan pilihan untuk membeli tiket pesawat berbiaya murah. Bandingkan dulu dengan biaya ekstra bagasi, jangan-jangan malah lebih hemat bila terbang dengan maskapai penerbangan lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline