Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Meratapi 3 Klub Jawara yang Terdepak dari Liga 1

Diperbarui: 9 Desember 2018   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemain Mitra Kukar (dok Kabar News)

Usai sudah kompetisi Liga 1 2018 digelar. Bahwa Persija seperti sudah diduga banyak pengamat, akhirnya tampil sebagai juara, sudah banyak diberitakan. Dan ini bukan kejutan, meskipun gelar juara yang sudah diimpikan Persija sejak 17 tahun lalu saat terakhir gelar tersebut diraihnya, harus ditunggu kepastiannya sampai laga terakhir. 

Saat tulisan ini disusun, Minggu malam (9/12), ribuan Jakmania sedang berpesta di Bundaran Hotel Indonesia, sehabis Persija memenangi partai pamungkas melawan Mitra Kukar dengan skor 2-1, yang sekaligus setelah itu menerima tropi juara Liga 1 di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta.

Tapi kemenangan Persija juga berarti menyingkirkan Mitra Kukar dari dahsyatnya kompetisi di kasta tertinggi. Tahun depan klub dari Tenggarong, Kalimantan Timur, ini harus turun kasta, berkompetisi di Liga 2.

Padahal asal usul klub Mitra Kukar dimulai dari didirikannya klub Niac Mitra Surabaya yang pernah  tiga kali menjadi juara Galatama, liga utama sepak bola profesional Indonesia di dekade 1980-an. Niac Mitra begitu merajai sepak bola tanah air saat diperkuat pemain legendaris asal Singapura, Fandi Ahmad.

Setelah Niac Mitra berganti kepemilikan sebanyak 2 kali, akhirnya sejak 2003 bertransformasi menjadi Mitra Kukar. Namun baru sejak 2008, Mitra Kukar menembus kompetisi di Liga Utama. 

Prestasi terbaik Mitra Kukar adalah merebut Piala Presiden 2015. Kini apa daya, klub mantan jawara ini harus tersingkir dari jajaran klub elit. Mitra ditemani oleh klub mantan jawara lainnya, Sriwijaya FC dan PSMS Medan, yang sama-sama terdepak dari Liga 1.

Sriwijaya bahkan mempunyai sejarah yang lebih kinclong, karena tercatat menjuarai Liga Super Indonesia 2008 dan 2012. Klub yang awalnya merupakan klub perserikatan Jakarta Timur (Persijatim) yang didirikan tahun 1976, setelah sempat pindah markas ke Solo, sejak 2004 bersalin rupa menjadi Sriwijaya FC Palembang.

Sriwijaya harus menerima nasib terdegradasi setelah kalah dari tuan rumah Arema Malang, Minggu  sore (9/12) dengan skor 2-1. Klub kebanggaan "wong kito" ini tak terselamatkan, karena pada klasemen akhir bertengger di posisi 16, setingkat lebih baik dari Mitra Kukar yang berada di posisi 17.

Klub terakhir yang tersingkir, PSMS,  memang sudah lama tidak berlaga di kompetisi utama. Eh, sekalinya promosi ke Liga 1 tahun ini, hanya numpang lewat saja, untuk tercampak lagi ke Liga 2. PSMS pada klasemen akhir Liga 1 berada di urutan terbawah setelah tadi sore (9/12) dihantam PSM Makassar 5-1.

Tapi jangan tanya soal sejarah PSMS. Saat kompetisi nasional masih bernama kompetisi antar perserikatan, PSMS yang berdiri tahun 1950 ini, tercatat sebagai juara nasional tahun 1967, 1971, 1975, 1983 dan 1985.

Begitulah sepak bola, klub dengan nama besar yang sarat pengalaman, bukanlah jaminan. Justru, PS Tira dan Perseru Serui, yang tadinya masuk peringkat 3 terbawah, sama-sama menuai kemenangan di laga pamungkasnya, sehingga lolos dari lobang jarum.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline