Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Menjelang Mentari Tenggelam di Blue Point Bali

Diperbarui: 10 Agustus 2018   08:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mentari hampir tenggelam (Dok pribadi)

Melancong ke Bali tidak lengkap kalau tidak menyaksikan sunset atau proses tenggelamnya matahari secara perlahan-lahan, dari terlihat bulat merah seutuhnya, tenggelam separo, sampai betul-betul hilang ditelan laut sejauh mata memandang.

Tentu ada faktor keberuntungan juga agar bisa melihat sunset yang sempurna. Maksudnya sering ada kendala cuaca yang menghambat. Meskipun tidak hujan, namun bila awan tebal menutup matahari, maka proses matahari terbenam tidak akan terlihat secara utuh. 

Sebetulnya sepanjang pantai di sisi barat pulau Bali, berjejer tempat strategis buat menunggu mentari terbenam. Tanah Lot, Seminyak, Canggu, Double Six, Kuta, Jimbaran, Uluwatu, dan banyak lagi tempat sejenis, semuanya cocok untuk itu.

Penuh sesak menunggu sunset (dok pribadi)

Tapi berdasarkan rekomendasi pemandu wisata yang saya pakai dari Iko Bali Tour, Jumat (13/7/2018), saya memilih nongkrong di Blue Point sejak jam 15.30 sore waktu setempat. 

Ternyata di jam segitu, saat panas masih terik, telah ramai wisatawan, terutama bule, yang nongkrong di beberapa tempat. Yang terbanyak adalah di sebuah restoran yang cukup luas dengan bangunan terbuat dari kayu.

Mungkin karena dari restoran tersebut, lautan luas di bawahnya terlihat begitu biru, maka dinamakan Blue Point. Bisa jadi juga karena di sana lagi dibangun hotel yang dinamakan Blue Point. 

Ada pula vila, spa, dan venue untuk pernikahan yang sering digunakan para selebriti lokal dan internasional yang ingin acara pernikahannya berlangsung secara eksklusif.

Tidak tahu mana yang lebih dahulu ada, nama pantai atau nama hotel. Nama aslinya sebetulnya Pantai Suluban, dan masih masuk Kecamatan Uluwatu, Kabupaten Badung. Tapi pelancong dan petunjuk di panduan wisata lebih banyak memakai nama Blue Point. 

Perlu perjuangan untuk turun ke pantai (Dok pribadi)

Adapun untuk ke bibir pantai, dari ketinggian tempat beberapa restoran itu berada, pengunjung harus menuruni banyak anak tangga dengan jalan yang sedikit berliku. Di beberapa titik kalau arus pengunjung yang naik dan yang turun cukup banyak, salah satu pihak harus mengalah dengan mendahulukan yang lain.

Namun suasana di pinggir jalan menuju pantai tersebut, meskipun berupa gang sempit, penuh dengan berbagai kios yang menjual minuman, cendera mata, penyewaan papan selancar, pakian, dan sebagainya. Memang suasana di gang tersebut cukup ramai, sehingga tepat untuk berjualan di sana.

Batu-batu di pinggir pantai (Dok pribadi)

Masih di perjalanan menuju pantai, pengunjung akan terpesona dengan batu-batu karang raksasa yang kokoh. Bentuk batu karang itu menarik karena ada yang bolong, ada pula yang mirip goa, dan berbagai keunikan lainnya yang terbentuk dari kikisan air laut. Di salah satu dinding batu yang amat besar, terukir tulisan "Pantai Suluban Uluwatu".
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline