Lihat ke Halaman Asli

IRWAN ALI

Peneliti di Lingkar Data Indonesia

Pilwalkot Makassar dan Preman-premannya

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kurang dari 100 hari pemilihan walikota dan wakil walikota Makassar akan di gelar. Pada 18 September 2013 nanti, warga Makassar akan menentukan pilihan, siapa yang akan jadi pemimpinnya selama 5 tahun ke depan.

Perang issu, strategi dan pencitraan mewarnai perjalanan hari-hari Makassar. Banner, baliho, serta iklan media massa, menjadi media favorit 10 pasangan calon walikota untuk bersosialisasi.

Disamping yang disebutkan di atas, para calon atau tim sukses juga rajin memenuhi undangan televisi lokal sebagai narasumber. Berbagai topik dikupas oleh para narasumber, termasuk tawaran-tawaran program jika kelak terpilih sebagai walikota.

Senin malam, (23/6) Celebes TV, salah satu stasiun TV lokal Makassar yang berkantor di lantai 15 Menara Bosowa menggelar talk show, dengan tema "Saling Gembosi, SUKA versus NOAH". Menghadirkan Muhammad Arsyad dan DR. Firdaus Muhammad, seorang dosen politik UIN Makassar. SUKA adalah akronim dari Supomo Guntur - Kadir Halid. Dan NOAH adalah akronim dari None (sapaan akrab Irman Yasin Limpo) - Busrah Abdullah.

Muhammad Arsyad adalah kader Golkar yang berubah haluan mendukung pasangan NOAH (None-Busrah) yang diusung oleh PPP dan PAN. Golkar sendiri mengusung SUKA, Supomo Guntur berpasangan dengan Kadir Halid, adik kandung Nurdin Halid.

Dalam talk show tersebut, Arsyad menilai, Golkar telah menyalahi prosedur penetapan calon. Telah ada deal 1 tahun sebelumnya antara Supomo Guntur dengan Kadir Halid untuk berpasangan sebagai calon walikota dan wakil walikota. Karena itu banyak kader yang kecewa atas sikap Golkar tersebut. Salah satunya adalah Arsyad yang kemudian melampiaskan kekecewaannya dengan mendukung calon walikota lain.

Diskusi sementara berlangsung, tiba-tiba belasan orang dengan seragam Tim Sukses SUKA datang menganiaya Arsyad. Pukulan dan tendangan bersarang di muka Arsyad. Juga terekam kamera beberapa orang memukul Arsyad dengan menggunakan helm.

Beberapa peralatan redaksi dikabarkan rusak akibat aksi brutal kelompok orang yang diduga pendukung SUKA tersebut. Petugas keamanan sendiri tidak mampu menahan pengacau tersebut masuk kedalam studio.

Kemarahan massa pendukung SUKA diduga dipicu karena Muhammad Arsyad dinilai telah menjelek-jelekkan Golkar dan terus menggembosi pasangan Supomo-Kadir (SUKA). Arsyad malah telah menyebar ratusan banner di jalan-jalan strategis Makassar bertuliskan, "Saya Golkar Saya None".

Cederai Demokrasi

Perbedaan pilihan dalam sebuah perhelatan pemilihan kepala daerah seharusnya dipahami sebagai sebuah dinamika politik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline