Lihat ke Halaman Asli

Irwan E. Siregar

Bebas Berkreasi

Mie Pangsit Kuliner Andalan dari Siantar

Diperbarui: 25 Januari 2023   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mie pangsit Siantar. (Foto: tribun medan)

SEBENARNYA Siantar sudah lama jadi kota kuliner. Itu ditandai dengan berjejernya restoran masakan Tionghoa di sepanjang jalan Bandung dan juga jalan Surabaya. Restoran ini sudah lama ada dan sampai sekarang masih tetap buka.

Menu utama yang disajikan terutama aneka makanan khas Tionghoa. Seperti pansit, bakmi, dan sebagainya. Di etalase restoran biasanya tergantung bebek yang sudah dilumuri warna merah. Berdampingan dengan daging babi yang juga tergantung memerah.

Penggemar masakan Tionghoa ini bukan hanya warga setempat. Namun juga orang dari luarkota yang sedang melintas, atau memang sengaja datang untuk makan di sana.

Restoran untuk kalangan nonmuslim ini sekarang bahkan sudah berkembang sampai ke pangkal jalan Gereja di kawasan Simpang Empat. Mobil-mobil dari luar kota banyak terlihat parkir. Ini menunjukkan kuliner di Siantar sudah mendapatkan pasar.

Sayangnya, kuliner untuk kaum muslim nampaknya masih bertaraf standar. Belum ada yang spesifik untuk menarik para tamu yang sedang melintas di kota ini. Padahal, kalau melihat jumlah restoran di kota Parapat di tepi danau toba, rasanya tak sanggup lagi menampung para wisatawan. Terutama pada liburan besar. Bisa dibayangkan bagaimana mereka harus antre untuk bisa duduk di kursi restoran.

Bagi pengusaha kuliner yang jeli, keadaan seperti ini tentu saja menjadi peluang untuk membuka kuliner halal di Siantar. Namun, agar lebih memiliki daya tarik, harus disajikan menu yang spesifik. Sebagai daerah penghasil ikan mas, misalnya, bisa disajikan menu ikan mas tanpa duri. Atau ada menu spesial sate angsa yang enak dan rasanya mirip daging rusa.

Kalau menu yang disajikan memiliki rasa yang spesifik, tentu dapat mengundang orang untuk datang mencicipi. Dan ini menjadi promosi sendiri bagi berdatangannya pengunjung lainnya. Dengan begitu, restoran halal ini pun dapat mengikuti kesukesan yang telah lebih dulu diraih restoran nonhalal. Sehingga upaya untuk mewujudkan Siantar sebagai kota kuliner akan cepat tercapai. (irwan e. siregar)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline