Lihat ke Halaman Asli

Etika Penggunaan Lampu Jarak Jauh pada Kendaraan Bermotor

Diperbarui: 11 Januari 2020   13:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penggunaan lampu Dim yang terlalu ceroboh dapat mengakibatkan kecelakaan | panjimitiqo.wordpress.com

Berawal dari kisah nyata yang saya alami sendiri akibat keteledoran pengguna jalan yang menggunakan kendaraannya dengan tidak senonoh. Kejadian ini terjadi pukul 5:15 WIB saat saya melintasi Area Permata Hijau Jakarta Barat hingga Blok M Plaza Jakarta Selatan. Pengguna motor scoopy yang membuntutit saya dengan pesepeda motor yang ada di barisan saya memasang lampu Dim/Beam/Jarak Jauh saat melintasi area tersebut.

Awalnya saya tak menghiraukannya. Namun lama kelamaan kondisi ini sangat mengganggu saya dalam berkendaraan. Akhir kata saya putuskan untuk menurunkan kecepatan agar memberikan jalan kepada si scoopy, barang kali dia sedang terburu-buru disubuh ini.

Ternyata setelah saya memberikan jalan, dan membuntuti dari belakang, rekan perjalanan saya dari Permata Hijau ( yang saya ceritakan tadi) tidak memberikan jalan, yang mana akhirnya posisi rekan yang saya tidak kenal tersebut itu berada di posisi paling depan, sedangkan si scoopy berada di tengah dan saya di belakang.

Dalam kondisi kecepatan lumayan tinggi di jalanan jakarta (Sekitar 80-90Km). sang pengguna Scoopy tetap menggunakan beam/dim/lampu jarak jauh. lalu kejadian berubah saat si pengguna jalan di depan kaget karna melihat pembatas jalan saat jalan mulai bercabang membentuk huruf Y.

Karena kondisi yang mengejutkan itu (padahal pembatas jalan masih lumayan jauh) sang rekan yang tidak saya tahu siapa namanya berhenti mendadak dalam posisi laju 80-90Km.

Mungkin karena panik, saya berinisiatif untuk mengerem karna saya masih bisa melihat jarak akibat lampu tembak sang scoopy. sedangkan sang punya scoopy dengan asyik melaju ke kanan tanpa melihat di arah kanan.

Teliti punya teliti. karna saya berhasil untuk berhenti. saya coba merapatkan barisan kepada rekan ini. Setelah saya coba selidiki, ternyata sang rekan adalah pengguna kacamata, yang notabane setiap bias cahaya baik lawan arah atau dari arah yang sama dapat mengganggu 2x lipat dari mata orang normal lainnya.

Bayangkan kita yang memiliki mata normal saja sudah sangat terganggu, apalagi yang sudah minus?

Jika di tanya "salah siapa", tentunya akan jadi perdebatan yang tidak habisnya. Bisa disalahkan oleh pengguna motor scoopy yang asal-asalan dalam berkendara.

Atau, bisa juga si rekan ini yang salah, sudah tau ada pengguna jalanan gila, masih tidak mau mengalah (Karena di perkotaan biasanya orang yang tidak mengalah meskipun benar tetap disalahkan)

Lalu bagaimana aturan yang benar dalam berkendara, khususnya penggunaan lampu Beam/Dim/Jarak Jauh?

  1. Lampu Dim biasa dipakai untuk Menyalip dari arah kanan, baik untuk pengendara di depan, maupun yang berlawanan arah, agar pengendara lain tahu dan memberikan jalan. Berikan lampu dim pendek lalu diikuti dengan lampu sign ke kanan.
  2. Hindari saling tembak lampu Dim lawan arah karna partikel cahaya yang berlawanan dapat membiaskan cahaya serta double pantulan yang dapat menyebabkan kecelakaan.
  3. Hindari penggunaan lampu Dim di area perkotaan ( Contoh DKI Jakarta, masih kurang terangkah lampu-lampu di jalan protokol?)
  4. Biasakan diri untuk menggunakan lampu pendek diarea perkotaan, dan biasakan diri untuk menggunakan lampu jarak jauh untuk area yang benar-benar dibutuhkan pencahayaan lebih ( kebanyakan para pengguna terbalik menggunakan dikarnakan banyak alasan)
  5. Jika dibuntuti dengan orang yang berkendara tanpa etika ( contoh menyalakan lampu Dim dan terus membuntuti dengan kecepatan tinggi), Buat kode berupa kode rem tangan (hanya di pencet sedikit) agar yang bersangkutan mendapatkan peringatan, jika tidak di indahkan, silahkan buat sign ke kiri dan persilahkan jalan, dan silahkan buntuti dengan menembakkan lampu Dim (biasanya saya seperti itu, agar dia mengerti kenapa saya melakukan itu, dan terbukti dimatikan)
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline