Lihat ke Halaman Asli

"Bule" dan Persepsi (Sempit) Kita tentang Mereka

Diperbarui: 19 Januari 2021   08:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Youtube Boldly

"What did you ask to Mr. J?" Saya menatap dua pemuda usia awal 20-an itu penuh selidik.

Mereka saling pandang.

"Ih, miss how do you know?" kata salah satunya.

Saya cemberut.

"Miss... we were only joking miss..." mereka berdua cengar-cengir.

Kedua anak tanggung itu saya interogasi, sebab rekan kerja saya mengadu. Suatu hari, rekan kerja saya mengajar kelas mereka. Rekan saya yang seorang ekspatriat itu ditanyai pertanyaan begini,

"Mr, do you get drunk everyday?"

J bukan satu-satunya yang pernah mereka "tembak" dengan pertanyaan tanpa dosa. Native speaker yang lain ditanyai pendapatnya soal LGBT, karena dua murid saya yang "manis" itu merasa "kalo bule pasti kayak gitu lah".

Akhirnya, saya habiskan sekitar 15 menit untuk membahas jenis-jenis pertanyaan yang pantas dan tidak pantas ditanyakan pada orang lain, bule maupun nonbule.

Entah di mana sekarang M dan K, dua murid saya yang nakalnya suka pengen ngejitak itu. Kalaupun mereka baca status ini, pastilah langsung cengar-cengir juga. Dasar.

Tahun 2007, saya pernah mengundang Adrian, rekan saya dari Inggris untuk menjadi juri di acara perlombaan Bahasa Inggris antar SMP/MTs di kota saya. Ia menjadi juri lomba speech dan storytelling. Penyelenggara perlombaan sendiri adalah Departemen Agama, sehingga wajar yang menjadi peserta lebih banyak dari MTs ketimbang SMP.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline