Lihat ke Halaman Asli

Stok Melimpah tapi Penyerapan Sedikit

Diperbarui: 21 November 2018   23:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beras Bulog (credit: liputan6.com)

Gambar diacu dari https://www.liputan6.com

Kondisi paradoks terjadi di ranah perberasan kita. Para petani mengakui bahwa Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) tidak optimal menyerap beras petani. (jpnn.com)

Minimnya penyerapan beras petani ini terjadi karena harga pembelian gabah dari pemerintah melalui Bulog lebih rendah dibandingkan harga di lapangan. Padahal Menteri Pertanian Amran Sulaiman sudah meminta BUMN itu menyerap beras petani sebanyak mungkin dengan harga sekitar Rp 8000 per kg.

serapan beras (meme editan pribadi dari beberapa sumber)

Minimnya penyerapan beras oleh Bulog bisa menjadi disinsentif bagi petani. Karena mereka berharap Bulog bisa membeli dari petani dengan harga yang layak. Selain itu, petani juga harus diberikan insentif dan dukungan. Kemudian Bulog harus menyiapkan gudang penampungan dan pengeringan beras dari petani, agar kualitas berasnya baik dan bisa lama disimpan.

Minimnya penyerapan beras petani itu sudah pasti menyebabkan stok beras di gudang Bulog tidak banyak. Tapi lucunya, Direktur Utama Bulog, Budi -Buwas- Waseso beberapa waktu lalu menyatakan gudang penyimpanan beras milik Perum Bulog penuh. Katanya, gudang berkapasitas 3 juta ton itu tidak mencukupi lagi untuk menyimpan stok beras Bulog. Bahkan, dia mengatakan bahwa Bulog terpaksa harus menyewa gudang lain untuk menyimpan stok beras milik mereka. (rmol.com)

Kerja sama antara petani dengan Bulog tadi, niscaya bisa saling menguntungkan. Rakyat juga bisa untung karena ada stok beras yang menjamin kelangkaan tidak akan terjadi. Tapi itu dengan catatan, Bulog harus bekerja optimal. Semoga.

masa kepenuhan? (meme editan pribadi dari beberapa sumber)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline