Lihat ke Halaman Asli

irman muhamad ridwan

Sebagai Pengajar ikut serta dalam mencerdaskan anak

Lembah Cinta 3

Diperbarui: 4 Februari 2022   05:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi hari cerah dihari libur ayah sedang membersihkan taman. Fathin sedang menyapu bagian dalam.

Fadlan sedang menyapu halaman depan, sementara umi sedang memasak di dapur. Begitulah setiap hari libur kegiatan di rumah kalau tidak ada acara liburan keluar.

Ayah biasanya suka bercerita ketika hari libur. Fadlan juga suka mendengarkan cerita ayah. Ayah sudah selesai dikebunnya. Memanggil kita semuanya untuk mendengarkan ceritanya.

“Anak-anak coba kesini semuanya, kata ayah. “Coba panggil Fadlan,kata ayah  Fathin  memanggil fadlan, “ka sini kata ayah. “Apa de, gak kedengaran, kata  Fadlan. “Kata ayah disuruh ke dalam rumah, kata Fathin.

“Sekarang kalian sudah berada di dalam rumah, sambil istirahat ayah mau bercerita sambungan cerita kemarin, dengerin ya, kata ayah. Iya ayah, kata fathin dan fadlan.

Syaikh imron sedang mengajar ngaji para santri di surau. Suatu ketika datang tiga orang pemuda yang mencari syaikh Imron.

 Mereka dalam keadaan mabuk, sambil menyambangi surau. “Hai yang ada disini semua saya mau Tanya ada Syaikh Imron gak, kata salah satu pemuda

Para santri pada keluar mendengar ada orang yang teriak-teriak. Syaikh imron keluar surau dengan para santrinya.

“Saya Imron, kata syaikh Imron.”  kamu yang suka ceramah di pasar, kata salah satu dari pemuda tersebut. “Iya saya Imron yang suka mengajak orang untuk shalat, kata Syaikh Imron.

.Apakah kamu mau berhenti mengajak orang untuk mengikuti ajakan  kamu. “Saya tidak akan berhenti dalam berdakwah mengajak orang shalat, kata syaikh  imron.

Ternyata tiga pemuda tersebut membawa golok. Syaikh Imron menyamperin tiga pemuda tersebut.” Kamu suruh sama siapa, kata Syaikh imron. “Saya tidak disuruh siapa-siapa, saya mau membunuh mu, karena kamu sudah berani kamu mengajak orang yang ada di pasar untuk shalat, jangan banyak bacot, kata salah satu pemuda itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline