Lihat ke Halaman Asli

Kamu Harus Jadi Seorang Profesional dalam Bidang yang Kamu Suka

Diperbarui: 26 Juni 2023   11:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi artikel, Kamu Harus Jadi Seorang Profesional dalam Bidang yang Kamu Suka, Foto by M Irham Jauhari

Ketika dihadapkan dengan sebuah nasehat. Kita sering mendengar ucapan, "tidak semudah itu." Seolah meragukan apa yang dinasehatkan, atau kutipan orang terkenal tersebut.

Pernah saya menjadi seorang IM, alias internet marketer. Dalam sebuah tim kreatif yang terdiri dari dua orang. Saya, sebagai "asisten serba bisa". Bukan karena saya serba bisa. Tetapi karena memang harus bisa apa saja. Mulai dari jadi vidiografi, fotografi, editing, copywriting, membuat website, membuat konten sosmed. Meskipun minim pengalaman, semua itu saya jalani dengan semangat penuh dan belajar setiap hari.

Bagian tim yang paling penting adalah tokoh. Tokoh inilah yang "dijual", yang merupakan sebuah brand. Tokoh inilah yang menjadi kunci, selain marketing dilakukan.

Dua ribu empat belas dan dua ribu enam belas, adalah tahun-tahun yang mengejutkan bagi saya. Sebagai anak kampung yang kepo terhadap segala hal. Dua tahun itulah yang bisa dibilang tipping point, membuka pemahaman saya terhadap dunia.

Makin kesini setelah lima tahun bekerja sebagai direktur di perusahaan konstruksi dan jasa kebersihan. Yang jauh dari dunia creative work. Setiap hari berkecimpung di depan meja. Membuat penawaran harga, membuat laporan keuangan, pajak dan mengawasi pekerjaan. Makin sulit untuk terjun kembali menjadi seorang "internet marketer." 

Ingin rasanya bisa menjadi bagian dari tim kreatif (lagi). Menggali ide, membuat desain, melakukan sesi foto dan video. Editing vidio, dan mengoceh soal rendering yang lama. Bercanda tentang bodohnya umat manusia.

Tetapi, sekuat-kuatnya saya mencoba. Saya selalu gagal.

Setiap kali saya menirukan apa yang "tokoh" saya lakukan. Yaitu, membuat vidio tanpa skrip, dan berjalan lancar dan hampir tidak pernah take ulang karena alasan konten vidionya. Meskipun jarang sekali terjadi. Bisa saja take ulang, apabila ada gangguan di vidionya, seperti suara tiba-tiba hilang, hasil vidio ngeblur. Hampir tidak pernah karena salah ucap atau salah penyampaian.

Kemudian saya mencoba apa yang "tokoh" saya lakukan, yaitu membuat vidio tanpa skrip. Mengungkapkan apa yang ada di pikiran saya.

Selama ini saya merasa di kepala saya dipenuhi ide brilian yang wow, luar biasa mantap. Tetapi ketika berhadapan dengan kamera, semua itu tiba-tiba menguap.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline