Lihat ke Halaman Asli

Irfan Suparman

Fresh Graduate of International Law

Sajak Pemuda Malaikat Kota

Diperbarui: 30 Oktober 2020   04:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

mata-mata menyedihkan

dimasuki keraguan

dua garis dari keturunan adam dan hawa

menerjam luka-luka duka masa silam

pada-Mu, seraya diangkat tangan dengan wajah muram

dimohonnya sebuah nasi dari peking kolong jembatan

harga diri seorang pecun dibalik kosmopolitan teknokrasi

beberapa orang mulai mati rasa dan apatis

terhadap luka-luka yang menyongsong buruh tani

sementara dimakannya salad dan omlet dari dalam gang kumuh

seorang proletat berdiri bercita-cita diatas batu nisannya agar dia diberi mati muda

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline