Lihat ke Halaman Asli

Irene Maria Nisiho

TERVERIFIKASI

Ibu rumah tangga

Roh Sayakah Itu, Misteri Tak Berjawab...

Diperbarui: 8 Agustus 2015   17:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hari itu, seperti biasa saya bangun pagi pada sekitar pukul empat subuh. Bedanya saya bangun bukan di tempat tidur saya di rumah, melainkan di tempat tidur di salah satu kamar rumah sakit di Menteng, Jakarta.

Ya, hari itu saya akan menjalani operasi histerestomy yaitu operasi pengangkatan rahim.

Puluhan tahun saya mengalami masalah karena myoma uteri dan hiperplasia endometrium, saya sering mengalami perdarahan parah. Seandainya myoma diangkat mungkin masalah berakhir, tetapi karena dokter tidak memaksa dan saya pun agak takut, maka upaya tindakan sementara dilupakan saja, namun saya tetap konsul ke dokter obgyn saya, papsmer, USG tetap teratur, malah pernah dikuret, biopsi dan  saya pun pernah menjalani histerescopy.

Sebetulnya, dulu, saya sudah sempat setuju dilakukan tindakan, tapi kemudian  batal karena saya keburu menopause. Kata dokter dengan menopause, myoma itu akan mengecil. Benar, sejak itu tidak ada masalah lagi.

Walau tidak ada masalah yang saya rasakan, namun dari USG ternyata hiperplasia endometrium itu masih berlanjut. Maka, atas pertimbangan dokter saya, nasihat dokter-dokter kandungan yang saya kenal, dan juga dukungan keluarga, maka saya putuskan setuju menjalani operasi pengangkatan rahim.

Iya, daripada kelak berubah menjadi kanker, mumpung selagi kesehatan umum saya masih oke. Soalnya usia saya sudah tidak muda lagi dan semua faktor penunjang untuk melaksanakan operasi juga masih memungkinkan.

Subuh itu tanggal 10 September 2013, saya bangun dengan badan yang sangat segar, saya mandi dan melaksanakan semua persiapan operasi.

Saking rileksnya, saya sempat berdandan dan memakai lipstik karena tidak mau terlihat pucat sekeluar dari kamar operasi. Ketika perawat datang, saya diminta menghapus lipstik yang hanya samar-samar dan sangat tipis. Waa... saya malu, untung saya tidak memakai kuteks, karena memang nggak punya. Hehehe... dasar nenek-nenek.

Hai kaum perempuan, ingat jangan pakai lipstik dan kuteks menjelang operasi. Sudah pada tahu? Ya, berarti saya doang dong yang nggak tahu.

Sekitar pukul lima pagi saya dibawa ke kamar operasi untuk menjalani operasi sekitar setengah jam kemudian.

Semua berjalan dengan baik dan saya juga merasa sangat tenang, saya disuntik di tulang belakang sampai akhirnya saya tidak merasakan apa-apa lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline