Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Loteng (Seri Sajak Langit #11)

Diperbarui: 9 September 2022   19:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seri Sajak langit #11 dokpri

Setidaknya, ini tempat tertinggi. Diatap rumah sendiri. Tafakur nyaman, menggali inspirasi. Menemukan jati diri.

Loteng jadi cerita. Loteng dalam nuansa. Biarkan orang bicara. Walau tertinggi, ternyata masih dibawah atap angkasa. 

Walau aku penguasa loteng. Tapi tampar aku, jika diri ini sombong. Diatas langit, masih ada langit. Dan langitku baru loteng.

Loteng terhebat. Loteng tertinggi. Semua ada di loteng. Tapi itu baru lotengku sendiri. Diatasnya masih ada loteng langit. Lalu Apa yang bisa kupamerkan pada dunia.

Lotengku, masih dahsyat loteng langit. Sungguh sombong itu memalukan, cara sok pintar tapi tak tahu diri. Lupa jati diri. Karena hebat, adalah ujian. Apa kamu terbaik dipanggung Tuhan.

Barak Nila Slilir, 9 September 2022

ditulis oleh Eko Irawan 

untuk Seri Sajak Langit 11





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline