Lihat ke Halaman Asli

Inspirasiana

TERVERIFIKASI

Kompasianer Peduli Edukasi.

"Ngamik Bini": Tradisi Menjemput Calon Istri dalam Suku Dayak Desa

Diperbarui: 11 November 2021   13:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warga kampung sedang beramai-ramai menjemput calon mempelai perempuan. Terlihat seorang kepala rombongan berjalan di depan diikuti para penabuh tawak (Dokumen pribadi milik Gregorius Nyaming)

Berbicara tentang tradisi dan adat pernikahan, setiap daerah di belahan Nusantara ini menyajikan kekhasan dan keunikannya masing-masing. Dalam segala keunikannya itu terkandung nilai-nilai sosio-kultural dan sosio-religius suatu daerah.

Suku Dayak yang juga menjadi bagian dari Nusantara ini juga memiliki kekhasannya tersendiri terkait dengan tradisi dan adat pernikahan.

Dalam artikel ini saya ingin menyajikan tradisi ngamik bini dalam suku kami, Dayak Desa. Sebuah tradisi penting dan sakral bagi kedua mempelai karena ini menjadi bagian dari tahap awal dalam memulai hidup berumah tangga. Seperti apa bentuknya dan bagaimana tradisi ngamik bini ini dilakukan?

Pertama-tama, bagi suku Dayak Desa, penjemputan secara adat atas calon istri wajib hukumnya. 

Karena itu, dalam kasus di mana calon istri berasal dari tempat yang cukup jauh dan tidak memungkinkan mengikutsertakan sebanyak mungkin orang kampung untuk pergi menjemputnya, sang calon istri harus datang beberapa hari sebelumnya. 

Dia tidak singgah dan menginap di rumah calon suaminya, tapi di salah satu rumah kerabat calon suami. Dari rumah ini nantilah dia akan diamik, dijemput secara adat.

Dalam kasus di mana rumah calon istri masih memungkinkan bagi rombongan penjemput untuk balik hari, sehari sebelum hari penjemputan, beberapa pengurus adat dan kampung serta perwakilan keluarga dari calon suami akan berangkat terlebih dahulu ke rumah calon istri.

Kedatangan mereka mendahului rombongan penjemput dengan maksud untuk memastikan calon istri dan keluarga besarnya bahwa proses penjemputan akan berjalan sesuai dengan yang telah disepakati. Dengan kata lain tidak ada pembatalan dari pihak calon suami. 

Untuk itu, calon istri dan keluarga besarnya harus mempersiapkan diri beserta segala sesuatunya untuk menyambut rombongan penjemput.

Bergeser ke rombongan penjemput. Dengan berangkat menggunakan mobil truk atau pick up, mereka diingatkan untuk selalu menjaga sikap dan tutur kata selama dalam perjalanan. Mereka bukan pergi untuk bersenang-senang, melainkan untuk menjemput seorang calon mempelai perempuan. Begitu juga segala perlengkapan dan keperluan adat yang diperlukan mesti dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.

Salah satunya dapat dilihat dari keharusan adanya seorang pemimpin atau kepala rombongan. Kepala rombongan itu bisa dari kepala desa/dusun atau pengurus adat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline