Lihat ke Halaman Asli

Inspirasiana

TERVERIFIKASI

Kompasianer Peduli Edukasi.

Lima Tip Jitu Menulis Artikel Pertanian yang Bermutu

Diperbarui: 29 Januari 2021   08:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kaum perempuan dan laki-laki secara gotong royong menanam benih padi di lahan kering di Desa Gunung, Kec. Kota Komba, Kab. Manggarai Timur, Flores, NTT, Sabtu (24/11/2018)(KOMPAS.com/ MARKUS MAKUR)

Artikel ini ditulis bukan untuk menggurui siapapun. Saya juga masih dalam tahap belajar menulis.

Ya, boleh dibilang, sekadar bagi-bagi tip menulis artikel pertanian yang bermutu. Berlaku juga pastinya di Kompasiana. Mari ikuti lima tip jitu menulis artikel pertanian bermutu. Di Kompasiana, artikel yang bermutu kiranya akan dapat label pilihan dan selebihnya diganjar Artikel Utama oleh Pak Eko.. eh Mimin.

Baik. Tanpa berpanjang kata lagi, mari kita otewe ke rumusan menganggit artikel pertanian:

1. Pelajari baik-baik tema yang ingin kita tulis
Tema tulisan adalah hal paling dasariah sebelum memutuskan untuk menulis. Terserah, entah itu menyangkut harga jual produk pertanian, agraria, kelangkaan pupuk, masalah irigasi, gagal panen, tata niaga pertanian, ekonomi petani, dan lain sebagainya.

Jika sudah menguasai salah satu di antara tema tersebut di atas, maka langkah selanjutnya adalah mulai membuat prototipe tulisan. Semisal:

●Latar belakang: memasuki tahun 2021 ini, petani di daerah A mengeluhkan ketiadaan pupuk.

●Pembahasan: pengertian pupuk, fungsi dan tujuan pupuk dalam pertanian. Selebihnya, apa substansi dasar di balik kelangkaan pupuk.

●Penutup: berisi saran dan/atau masukan. Semisal, semoga pemerintah segera membantu petani dalam mengatasi persoalan pupuk ini.

2. Sertakan data yang valid
Ambil contoh saja, misalnya, ketika kamu ingin mengulas/riview seputar harga jual produk pertanian di suatu daerah. Maka ada baiknya kamu menyertakan informasi harga yang sesuai dengan yang ada di lapangan.

Misal, di Malang, Jawa Timur, harga tomat di kalangan petani turun ke Rp 3.000,00 per kg dari yang sebelumnya Rp 5,000,00 per kg. Disinyalir, penurunan harga tomat ini dipengaruhi oleh rendahnya permintaan pasar dan konsumen.

Atau kamu bisa sertakan data pendukung dari sumber-sumber resmi seperti website Kementerian Pertanian RI dan Badan Pusat Statistik (BPS), misalnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline