Lihat ke Halaman Asli

Inosensius I. Sigaze

TERVERIFIKASI

Membaca dunia dan berbagi

Merilis Rindu di Musim Gugur

Diperbarui: 16 Oktober 2021   16:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merilis Rindu di Musim Gugur| pincamp.de

Pagi itu kabut tebal membalut sudut kota, hingga lupa di manakah rumah tua itu? 

Udara dingin menyengat kulit hingga menggigil sambil menunduk berjalan ke sebuah sudut kota.

Terlihat daun-daun kuning tergeletak tanpa berisik suara mereka. Semuanya terhempas begitu sepi pagi itu.

Pejalan-pejalan kaki tidak sudi tentang apa artinya daun-daun kuning itu bisa ada di sana. 

Berjalan melintas, berlalu pergi selalu dalam hening tanpa melepas satu tatapan gelisah, mengapa sudah berubah?

Terlintas tanya dalam benak yang terhimpit dingin dan kabut hari itu, kenapa musim berlalu dalam sunyi?

Mengapa gejolak musim gugur disambut dengan kabut dan dingin? 

Tak menyesal dengan semua yang terjadi, kemudian terus pergi ke sudut kota itu.

Di bawah kolom jembatan kecil, tertidur sepi pemuda kulit putih.

Tanpa desis tangis, ia terbaring damai di tempat itu. Tak ada protes dan tanya datang darinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline