Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Penanggulangan HIV/AIDS di Bintan Kepri Dilakukan di Hilir

Diperbarui: 5 Juli 2019   09:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Sumber: msn.com)

Ini ada dalam berita "Penderita HIV/AIDS di Bintan Bertambah di 2019, Dinkes Tempuh Cara Ini Untuk Antisipasi"(batam.tibunnews.com, 4/7-2019): Angka kasus penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immuno Deficiency Syndrome(AIDS) bertambah di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri pada 2019 ini. Hal tersebut disebabkan oleh perilaku hubungan seksual bebas hingga gonta-ganti pasangan dan suka sesama jenis yang dipraktikkan oleh warga Bintan.

Pernyataan di atas tidak akurat, karena:

Pertama, kasus HIV/AIDS bertambah karena ada kasus baru yang terdeteksi. Jumlah kasus HIV/AIDS akan terus naik karena pelaporan kasus HIV/AIDS di Indonesia dilakukan dengan cara kumulatif. Artinya, kasus lama ditambah kasus baru sehingga angkanya terus naik. Biar pun ada pengidap yang meninggal dunia tidak dikurangi dari jumlah kasus.

Fenomena Gunung Es

Kedua, penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual bukan karena sifat hubungan seksual, dalam berita disebut 'hubungan seksual bebas', tapi karena kondisi hubungan seksual yaitu salah satu atau dua-duanya mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom ketika melakukan hubungan seksual. Begitu juga dengan 'suka sesama jenis' penularan HIV terjadi jika salah satu atau dua-duanya mengidap HIV/AIDS.

Ketiga, 'gonta-ganti' pasangan bukan penyebab penularan HIV/AIDS tapi perilaku berisiko tinggi tertular HIV karena bisa saja salah satu dari pasangan tsb. mengidap HIV/AIDS. Jika hubungan seksual tidak memakai kondom maka ada risiko penularan HIV.

Pernyataan di atas merupakan bentuk mitos (anggapan yang salah) yang jadi batu sandungan dalam penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia karena masyarakat tidak memahami fakta medis tentang penularan HIV/AIDS.

[Baca juga: Mitos Hambat Penanggulangan AIDS di Indonesia]

Secara (fakta) medis penularan HIV/AIDS melalui berbagai bentuk hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah, bisa terjadi jika salah satu atau kedua pasangan tsb. mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom.

Persoalannya adalah pengidap HIV/AIDS tidak bisa dikenali dari fisiknya karena tidak ada ciri-ciri fisik dan keluhan kesehatan yang khas HIV/AIDS pada orang-orang yang mengidap HIV/AIDS. Itulah sebabnya melakukan hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah, tanpa memakai kondom dengan pasangan yang berganti-ganti atau dengan seseorang yang sering ganti-gantai pasangan, seperti pekerja seks komersial (PSK), adalah perilaku seksual yang berisiko tinggi tertular HIV/AIDS.

Dalam berita disebutkan: Sebab, sepanjang tahun 2018 lalu, jumlah penderita HIV tercatat 34 orang dan penderita dengan AIDS sebanyak 25 orang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline