Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Penyimpangan Seksual Jargon Moral yang Tidak Netral

Diperbarui: 14 Februari 2024   14:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Sumber: whyislam.org)

Kesan (moral) terkait dengan kasus AIDS pertama yang terdeteksi pada laki-laki gay di Los Angeles, AS, tahun 1981 ternyata tetap melekat pada benak banyak orang. Padahal, pada waktu yang hampir bersamaan juga tedeteksi kasus AIDS di berbagai kalangan, seperti pekerja seks komersial (PSK).

Bahkan, ada kasus yang terdeteksi melalui darah yang disimpan di rumah sakit terdeteksi HIV dari darah pasien tahun 1959. HIV pada PSK tentu saja ditularkan oleh laki-laki heteroseksual bukan laki-laki gay. Ini menunjukkan HIV sudah ada pada laki-laki heteroseksual. AIDS pada laki-laki gay bisa juga terjadi karena ditularkan laki-laki biseksualitas (laki-laki heteroseksualitas yang juga tertarik pada laki-laki).

Tapi, karena homoseksulaitas dipandang dari aspek norma (secara sosiologis merupakan kaidah atau aturan di sebuah masyarakat), moral (nilai yang implisit di sebuah masyarakat yang di dalamnya juga banyak yang tidak bermoral) dan agama sebagai penyimpangan (seksual) maka AIDS pun dikaitkan dengan penyimpangan seksual, dalam hal ini homoseksualitas, terutama laki-laki gay.

Homoseksualitas adalah orientasi seks berupa romantisme antar pribadi dengan jenis kelamin yang sama. Statistik Pembagian orientasi seks dikaitkan dengan perilaku seksual dan identitas seksual sebagai cara untuk menunjukkan orientasi seksual seseorang secara terbuka. Tapi, perlu diingat di balik identitas seksual yang kasat mata ada orientasi seksual yang tidak kasat mata, seperti biseksualitas dan Laki-laki Suka Seks Laki-laki/LSL.

Baca juga: Fenomena Laki-laki Suka (Seks) Laki-laki dalam Epidemi AIDS

Di kalangan laki-laki heteroseks yang melakukan hubungan seksual dengan laki-laki dan waria ada pembenaran yang menyebutkan bahwa mereka tidak mengingkari cinta karena tidak dilakukan melalui vagina.

Ketika penulis berkantor di Jalan Blora, Jakarta Pusal, tahun 1990-1n ada seorang pramuria cantik yang sering 'curhat' kepada penulis. "Bang, saya koq ambien."

Lho, apa pasal?

Rupanya, cewek itu sering 'dibooking' laki-laki dari kawasan Timur Tengah.

"Mereka selalu seks anal," kata cewek tadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline