Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa Peduli Lingkungan dan Mengenal Green Industri

Diperbarui: 10 April 2019   10:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Kemajuan industri tidak serta merta berdampak positif. Polusi dan pencemaran lingkungan dan kerusakan sumberdaya alam sebagai akibat dari proses industri perlu disikapi dengan bijaksana, baik melalui gaya hidup maupun dengan penerapan ilmu pengetahuan. Karenanya dunia pendidikan ambil bagian dalam mengantisipasi dampk industri tersebut.

Salah satu konsep yang terus dikembangkan dalam menyikapi dampak industri adalah 'Green Industry'. Untuk menambah wawasan  mahasiswa terhadap limbah industri dan penanggulangannya,    Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Universitas Pelita Harapan industri, mengadakan seminar bertajuk 'Green Industry' dengan menghadirkan praktisi industri yang sudah menerapkan konsep  peduli lingkungan. 

Seminar ini menghadirkan dua pembicara diantaranya dari PT Teknotama Lingkungan Internusa, Obaja U. Santoso -- General Manager (Electronic Waste Management Division) dan Tjatur Prasetijono -- QEHS Management Representative. Seminar ini membahas mengenai Green Industry dan pengelolaan limbah Electronic Wasted (e-wasted) juga sampah plastik.

Dalam paparannya, Tjatur mengungkapkan bahwa sampah yang dihasilkan masyarakat sesungguh tidak selalu menjadi masalah, bila kita menerapkan Green Industry. 

"Green Industry sendiri adalah industri yang ramah dan peduli akan lingkungan, membantu dalam pencegahan pencemaran, dan industri yang mengelola dan memanfaatkan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)," ungkap Tjatur.

Lebih luasnya, Obaja juga menambahkan bahwa beragam jenis sampah atau limbah pastinya ambil andil dalam pencemaran lingkungan. Secara khusus dalam paparannya, Obaja menjelaskan adanya electronic wasted (E-Wasted) yang memerlukan proses pengolalaan yang benar.

"Mengurangi sampah e-wasted itu agak sulit. Karena cepat atau lambat, banyak barang elektronik yang lama kita simpan akhirnya dibuang dan jadi sampah. Jadi sekarang masalahnya bukan mengurangi namun bagaimana sikap dan cara kita pintar dalam mengolahnya. Apabila kita mengelolanya dengan benar, pasti lingkungan juga tidak akan terganggu. Sekarang ini kan masih banyak orang yang membuang barang elektronik ke pengepul yang belum tentu menggunakan metode yang benar dalam mengelolanya. Maka dari itu, kami menyarankan untuk mengumpulkannya langsung ke tempat yang sudah secara benar mengelolanya dengan baik." tutur Obaja.

Dropbox E-wasted yang dipergunakan untuk menyimpan sampah elektronik

 

 - 

Obaja dari PT Teknotama Lingkungan Internusa -- yaitu perusahaan jasa yang memang bergerak dalam pengelolaan limbah B3 menjelaskan salah satu hasil dari bentuk pemanfaatan kembali dari pengolahan e-wasted. Misalnya pengelolaan sampah berbahan logam. Logam-logam yang merupakan commodity, nantinya akan dapat dimanfaatkan dan dibentuk secara batangan, atau dalam bentuk copper anode, atau dijadikan bahan bakar alternative, dan bisa juga ke dalam bentuk kerajinan tembaga seperti poci, teko, dan berbagai alat rumah tangga lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline