Lihat ke Halaman Asli

Indria Salim

TERVERIFIKASI

Freelance Writer

Gelisah, Sepenggal Kisah Penjual Nasi Gudeg

Diperbarui: 10 Oktober 2018   08:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti inilah gudeg Bu Gesti |wikipedia.com

"Gelisah"

Adalah bayang-bayang yang setia menyapa.

Saat senjaku kehilangan bianglala,                                

dan mentari tenggelam.

 *

Adalah desah yang menyesak dada.

Ketika usia beranjak tua,

Dan kaki tersendat pada langkah.

Setelah sia-sia berpacu dengan waktu.

Puisi "Gelisah" adalah hasil percakapan saya pagi ini, dengan seorang ibu penjual nasi gudeg yogya langganan orang-orang di kompleks rumah. Ibu itu bernama Sugesti, orang memanggilnya Bu Gesti, atau Bu Joko -- nama suaminya adalah Joko (sudah almarhum). Tentu ini nama panggilan yang berbeda dari para pelanggannya sebagai "Ibu Gudeg". Penampilannya bersahaja, tanpa bedak apalagi lipstik. Menurut saya kemampuan berhitungnya sangat bagus, menghitung belanjaan para langganannya dengan cepat, tanpa kalkulator, dan jarang salah.

Usianya 65 tahun, itu pengakuannya. Menurut saya dia tampak lebih muda dari angka umurnya. Saya ngobrol dengannya pagi ini saat meja dagangannya sudah sepi, karena memang sudah siang. Saya ke sana karena sebelumnya belanja makanan, sampai di rumah ternyata belanjaan ketinggalan di mejanya. Coba, kalau begini siapa yang "uzur" ya. #bercanda

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline