Lihat ke Halaman Asli

Indria Salim

TERVERIFIKASI

Freelance Writer

"Skin Tag", Penampakan pada Kulit yang Bikin Galau

Diperbarui: 4 April 2017   16:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Skin Tags di leher dan bahu |Foto: amalioretasante.fr

Sekitar enam tahunan lalu, di bagian dada atas saya ditumbuhi semacam “jerawat/tahi lalat” kecil-kecil yang sewarna dengan kulit, dan ada yang sedikit lebih gelap dari warna kulit. Awalnya saya tidak menyadari hal ini saking kecilnya ukuran daging tumbuh itu, sampai suatu ketika pas mandi kulit di bagian itu terasa sedikit sakit saat membersihkan dengan sabun. Saya teliti lebih saksama, baru menyadari ada “daging tumbuh” lebih kecil dari pecahan beras atau komedo, tapi bisa teraba. Saya jadi khawatir karena tidak tahu itu gejala apa.

Dokter kulit di rumah sakit terdekat mengatakan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Katanya itu adalah skin tag, yang bisa dihilangkan dengan tindakan kauterisasi (pembakaran). Kunjungan berikutnya ke dokter spesialis kulit tersebut adalah untuk mendapatkan tindakan kauterisasi. Karena saya cukup penakut dalam hal tindakan medis, satu jam sebelumnya Bu Dokter memberi krim "bius lokal" yang dioleskan pada tempat yang akan dibakar. 

Setelah selesai, perawat mengoleskan krim pencegah infeksi pada bekas area yang dibakar, dan menutupnya dengan plester. Selama sedikitnya satu minggu saya dianjurkan menjaga bagian kulit tersebut agar tetap kering. Tentu, saya memakai krim setiap hari sampai bagian tersebut tampak mengering. Bekas “luka” memudar, lalu menghilang beberapa bulan kemudian.

Skin Tag pada leher belakang |Foto: medicinet.com

Beberapa tahun berlalu, sampai setahun terakhir ini, lesi yang sama tampak tumbuh di tempat lain, yaitu di leher bagian samping. Saya ingat seorang teman yang mengalami hal sama, meskipun dia masih muda dan kulitnya dibakar juga. Teman lain yang usianya di atas saya bahkan lehernya dipenuhi oleh daging tumbuh mirip tahi lalat itu. Dia bilang, ini bisa ditarik seperti karet, waduh!

Lalu saya ingat jawaban Bu Dokter ketika saya tanya, “Penyebabnya apa?”
Jawabnya, “Belum diketahui dengan jelas. Mungkin ada faktor keturunan, hormon, obesitas, atau gejala pra-diabetes atau pun diabetes.”

Saat itu berat badan saya “normal”. Dan kedua teman saya yang punya skin tag itu postur tubuhnya juga tidak gemuk sama sekali. Nah, mungkin saat itu kasus skin tag pada kami terjadi karena faktor lain.

Skin Tags pada wajah dan sekitar pelupuk mata |Foto: amoils.com

Dari berbagai sumber yang saya percayai di situs-situs kesehatan yang ditulis oleh dokter, berikut ini ringkasan penjelasannya.

Penampakan Umum

Seperti tonjolan kulit bertekstur lembut, bergelambir, dan berwarna seperti daging atau sedikit lebih gelap. Skin tag berukuran sangat kecil, meskipun sampai 1 cm. Biasanya skin tags tumbuh di daerah lipatan--misalnya wajah-– terutama area pelupuk mata, ketiak, leher, di bawah payudara, lipatan paha, atau bagian lain yang sering mengalami pergesekan.

Pertumbuhan kulit jinak ini kerap kali muncul setelah usia pertengahan, meskipun kasus teman saya yang sebutkan di atas, bahkan terjadi pada usianya yang sekitar di bawah 30 tahunan.

Skin tag bisa memiliki tangkai kecil yang menghubungkan dengan permukaan kulit. Pertumbuhan kulit ini biasanya tidak menimbulkan nyeri, tidak bisa membesar, dan tidak menunjukkan perubahan tertentu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline