Lihat ke Halaman Asli

Indra Andrianto

#MerawatIngat

Catatan Bingung No.1: Subtansi Spinoza

Diperbarui: 15 November 2020   05:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: ikmalonline.com

"Hanya sebatas catatan saja, untuk memumpuk bingung dan selalu bertanya"

Kita tentu meyakini dan percaya bahwa Tuhan dan Bumi ada kaitannya dan saling berkaitan tidak terpisahkan diantara keduanya (kalian mungkin dapat temui hal tersebut dalam buku tentang semesta, teori penciptaan dan asal-usul kehidupan manusia atau bahkan dalam kajian khotib sholat jumat). 

Tuhan dan Bumi mengandung makna dan pengertian yang berbeda, unsur, dan posisi objek yang berbeda (orang yang kurang pikir bertanya apakah tuhan itu bumi? atau sebaliknya).

Sebelum penulis bingung akan hal ini (semoga hanya saya saja yang bingung),  ternyata jauh pada abad ke-16 filsuf besar bernama Baruch de Arnozza (akrab dipanggil Spinoza oleh intelek yang otaknya banjir ilmiah). 

Berbicara hubungan (tuhan dan bumi)  seperti gejala kebingungan yang sedang dialami oleh pendahulunya yakni filsuf kesohor bernama Rene Descartes (sapaan akrabku memanggilnya Deska). 

Si Deska ternyata juga memiliki permasalahan pikir (bukan sakit jiwa loh ya...) bagaimana Tuhan, jiwa, dan dunia material dapat dipikirkan sebagai satu kesatuan utuh? (kalian bisa baca dibuku tuhannya para filsuf atau filsuf besar tentang manusia) Usut punya usut ternyata gaess, Spinoza meneruskan apa yang menjadi kebingungan si eyang Deska, ia mencoba berpikir mendalam (bukan bengong dan halu apalagi kepikiran kaya kamu waswasin doi yang lagi ngga ada kabar...)  

Pandangan Spinoza mengenai substansi tunggal merupakan tanggapannya atas pemikiran Descartes tentang masalah substansi dan hubungan antara jiwa dan tubuh. Dalam filsafat Descartes, terdapat sebuah permasalahan yaitu bagaimana Tuhan, jiwa, dan dunia material dapat dipikirkan sebagai satu kesatuan utuh? 

Sedang si Spinoza Dalam bukunya Ethica, ordine geometrico demonstrata (Etika yang dibuktikan dengan cara geometris), menjawab permasalahan dari pemikiran Deska dengan mendefinisikan subtansi sebagai sesuatu yang ada dalam dirinya sendiri dan dipikirkan oleh dirinya sendiri. (artinya sesuatu yang konsepnya tidak membutuhkan konsep lain untuk membentuknya). Kembali lagi pada subtansi tunggal tentang Tuhan, jiwa dan dunia apakah satu?  

Spinoza menafsirkan dari sudut pandang subtansi,  sifat subtansi itu kekal, tunggal dan utuh (tidak putus kaya hubungan percintaan kalian) serta tidak terbatas.  jadi dapat disimpulkan bahwa sifat kekal pada subtansi hanya dapat kita temui didalam sifat Tuhan, sedangkan dunia dan jiwa adalah bagian terkecilnya, disini Spinoza menegaskan dikatakan subtansi tunggal itu dalam bentuk karena Tuhanlah jiwa dan dunia material itu ada.  

Jadi jika kalian mencintai dan menjaga tubuh serta dunia material maka kita sebagai mahluk berpikir (apalagi intelek bukan intelek isi telek ya... ) sama saja dengan berbuat baik untuk menyenangkan subtansi Tuhan itu sendiri. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline