Lihat ke Halaman Asli

Hidup Itu 90% Ikhlas Menerima, Usaha Jadi Miskin Juga Nggak Bisa Tanpa Izin-Nya

Diperbarui: 19 Maret 2017   08:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

indiraabidin.com

Life is 10% what we make it and 90% what we take it.


Hidup itu 10% kita ciptakan dan 90% kita terima jadi dan tinggal menikmati. Ini dia seninya.
Bahkan berusaha miskin pun susah, kalau tidak sesuai dengan hukum Allah.

Abdurahman bin Auf, seorang yang kaya luar biasa pada zamannya, mendengar bahwa setiap kekayaan harus dipertanggungjawabkan. Dan karena ia sangat kaya maka bisa saja ia menajadi manusia paling terakhir masuk surga, karena banyak sekali pertaanggungjawabannya. Sementara mereka yang tak miskin harta tapi kaya iman dan amal sholeh, bisa lebih dulu masuk surga.

Maka Abdurrahman pun berusaha menjadi miskin. Ia memborong seluruh kurma busuk yang ada dengan seluruh hartanya. Semua orang gembira, karena kurma busuk mereka laku. Dan Abdurahman pun happy, karena akhirnya ia jadi miskin.

Ternyata kemudian ia dihubungi oleh Raja Yaman yang sedang mencari kurma busuk. Ternyata di Yaman ada wabah yang obatnya hanya kurma busuk. Maka Abdurrahman pun tak mungkin menahan kurma busuknya. Raja Yaman membayar dengan harga yang berlipat dari uang yang dikeluarkan untuk membayar kurma busuk tersebut.

Abdurrahman pun menjadi kaya dua kali lipat. Hukum Allah selalu berlaku. Siapa yang menggunakan uangnya untuk kebaikan, pasti dibayar berlipat oleh Allah.
Dan Abdurrahman harus terima ketentuan Allah, bahwa tugasnya di muka bumi memang itu. Sekarang bagaimana bisa masuk surga dengan cara tersebut. Itu tantangannya.

Hidup itu 10% bekerja dengan cerdas, 90% menerima dengan ikhlas.
Kerja kita adalah amal sholeh kita, keikhlasan kita adalah iman kita.
Itu saja kuncinya bahagia dan surga di bumi dan di langit: kerja sebaik mungkin. Ini yang 10%.
90% adalah keyakinan bahwa hasilnya ada di tanganNya, dan pasti yang terbaik, sehingga kerja yang 10% itu didasari oleh:
ilmu yang berasal dariNya,
ditentukan oleh izinNya,
untuk mendapat ridloNya
didasari dengan prasangka baik terhadapNya.

Nikmat sekali kan?
90% hanya menikmati.
Jadi untuk apa harus galau? tinggal menikmati kok.
Untuk apa harus khawatir? tinggal percaya bahwa semua di masa depan adalah baik.
Kaya? bagus. Bisa jadi modal masuk surga.
Miskin? bagus juga. Masuk surga bahkan bisa lebih cepat.
Sembuh? Sehat? Alhamdulillah. Bisa produktif berbuat amal.
Sakit? Alhamdulillah juga, kesempatan untuk fokus mendekat padaNya.

NikmatNya yang mana lagi yang mau dikeluhkan atau dikhawatirkan?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline