Lihat ke Halaman Asli

Indi Diana Fakhriya

Halo, saya mahasiswa!

Cara Membantu Anak Menghadapi dan Menyelesaikan Masalah Sendiri

Diperbarui: 13 Desember 2020   14:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar dari: pinterest.com/pin

Tidak ada salahnya untuk memberi edukasi kepada anak tentang masalah yang mungkin suatu saat nanti akan mereka hadapi. Tidak selamanya mereka akan hidup dalam zona nyaman tanpa ada masalah. 

Suatu hari nanti, mereka pasti akan tumbuh dan bersosialisasi dengan banyak orang. Disinilah betapa pentingnya mengajari anak untuk menghadapi dan menyelesaikan sebuah masalah yang kelak mungkin akan mereka alami. Entah itu masalah sepele atau bahkan yang rumit untuk diselesaikan.

Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anak tumbuh dengan mental yang sehat dan kuat. Orang tua ingin anak mereka dapat menghadapi kerasnya dunia kelak. Bagaimana cara menghadapi dunia yang terus berkembang pesat, masalah masalah duniawi yang semakin  rumit, dan pengaruh pengaruh yang berdampak besar pada mental anak. 

Tidak selamanya anak berada pada zona nyaman, suatu hari nanti mereka akan dipaksa bersahabat dengan masalah.

Mengajarkan anak tentang menyelesaikan masalah akan lebih baik jika dikenalkan sejak usia dini. Meskipun mereka belum mendapat masalah masalah rumit seperti halnya orang dewasa, tetapi lambat laun mereka akan mampu menyelesaikan masalah mereka sendiri. Dimulai dari masalah kecil yang solusinya mudah didapat hingga masalah yang mungkin membutuhkan komunikasi. 

Tentu saja mental yang kuat pada diri anak tidak didapatkan secara langsung. Butuh proses dan beberapa cara yang diterapkan pada mereka. Sebetulnya, perlu sekali melatih anak mulai usia dini  tentang keberanian, rasa percaya diri, dan memecahkan masalah. Nah, mengajarkan mereka tentang memecahkan masalah adalah salah satu dari menguatkan mental. Berikut beberapa cara untuk membantu anak dalam menghadapi dan menyelesikan masalah.

1. Mengajari anak belajar dari kesalahan

Tak perlu mengeluarkan emosi yang besar ketika anak melakukan kesalahan. Sebenarnya, kesalahan yang dilakukan anak adalah poin penting bagi orang tua untuk mengarahkan anak. Ketika anak melakukan kesalahan, jangan terburu buru menyudutkan mereka karena perbuatannya tidak sesuai dengan yang seharusnya. Tetapi biarkan anak menerima konsekuensi dari perbuatan atau keputusannya agar mereka mengerti bagaimana menghadapi hal yang sama dikemudian hari.

2. Melatih empati anak

Anak usia 3-4 tahun sudah mulai bisa menunjukkan rasa empati mereka, jadi jangan heran ketika ia merasa kesal atau juga menangis ketika melihat teman atau binatang yang disakiti.  Akan tetapi, mereka juga masih dipenuhi dengan ego sebagai anak kecil. Nah, disinilah perlunya orang tua untuk melatih anak mengenali perasaan orang lain. Contohnya, memberi mereka pemahaman bagaimana jika mereka berada di posisi orang tersebut. Meskipun agak sulit, lama kelamaan mereka akan mulai memahami dan tahu bagaimana seharusnya mereka bersikap pada orang lain.

3. Mengajak anak keluar dari zona nyaman

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline