Lihat ke Halaman Asli

Indah Novita Dewi

TERVERIFIKASI

Hobi menulis dan membaca.

Mudik dengan Hati Tenang Karena Tetangga yang Baik

Diperbarui: 4 April 2024   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi rumah aman ditinggal mudik (sumber: pexels/pixabay)

Lebaran ini saya nggak mudik. Alasannya karena Januari saya sudah pulang ke Malang. Mungkin nanti kalau liburan kenaikan sekolah, baru saya mudik bersama suami dan teman-teman.

Acara mudik kami tak pernah lama. Biasanya hanya memanfaatkan waktu cuti bersama tanpa menambah cuti. Sekitar 7-8 hari di kampung halaman, itu sudah cukup membahagiakan. Menghirup lagi atmosfer udara tempat saya bertumbuh. Merasai perubahan kota yang semakin metropolis. Menyatu kembali dengan akar, asal muasal cikal bakal diri ini.

Namun sudah sekitar tiga tahun ini, mudik kami berbeda. Ada yang harus kami pikirkan di rumah, yaitu para anabul, yang tidak mungkin ikut diangkut ke Jawa.

Para anabul atau para kucing yang kami pelihara ada empat ekor. Tengteng sang mama, plus tiga anaknya: Tutu, Wawa, dan Gaga. Saat kami bepergian, tak akan leluasa karena meninggalkan mereka di rumah. Selalu kepikiran sedang apa mereka, kelaparan atau tidak.

Waktu paling lama mereka ditinggal di rumah hanyalah 1 malam. Tentu dengan mempersiapkan pakan di piring-piring kucing agak banyak dari biasa. Selama ini urusan meninggalkan kucing di rumah, paling lama ya dua hari satu malam. 

Makanya saat lebaran tahun lalu, ketika kami berlima (saya, suami, dan anak-anak) mudik ke Malang, sebelumnya kami mendiskusikan dulu nasib para kucing. Awalnya kami mau menitipkan kucing-kucing tersebut pada Pak Yudi, tenaga security di kantor. Pak Yudi biasa dimintai bantuan teman untuk menjaga kucingnya. Pasti ia tidak canggung mengurus kucing-kucing. Hanya satu kendalanya, rumah pak Yudi agak jauh dari rumah saya. Jadi mungkin meminta bantuannya akan merepotkan dirinya.

Mendekati hari H, saya baru terpikir untuk minta tolong tetangga. Sebelumnya saya ke rumahnya dulu, bertanya apakah ia berencana pergi jauh saat lebaran dan beberapa hari sesudahnya. Ternyata ia tidak kemana-mana. Maka saya tanyakan apakah ia bersedia membantu menjaga rumah dan setiap hari masuk ke rumah untuk mengurusi kucing-kucing kami? Intinya hanya memberi makan dan minum. Tidak usah membersihkan pup, karena kucing-kucing kami pintar pipis dan pup di kotak pasirnya. 

Dua kucing kami, dua kucing liar (Sumber: dokumen pribadi Indah)

Ketika tetangga yang biasa saya panggil mamanya Vivi menyatakan bersedia, maka dia saya ajak ke rumah dulu. Saya jelaskan tentang kantong-kantong pakan kucing, dan dosis yang tepat saat memberi makan.

Alhamdulillah, berkat mamanya Vivi, kami bisa mudik dengan tenang. Setiap ingat para anabul, pasti merasa tenang karena mereka tidak akan kelaparan gara-gara ditinggal pergi, karena ada mamanya Vivi yang rutin memberi makan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline