Lihat ke Halaman Asli

Indah Gayatri

Penulis Lepas

Kinerja Terus Tumbuh, Berkah BSI untuk Indonesia

Diperbarui: 2 Februari 2024   18:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Bank Syariah Indonesia

Bank Syariah Indonesia (BSI) mencuri perhatian sebagian pengamat ekonomi dan perbankan tanah air. Hal itu karena kinerja bank syariah ini terhitung impresif dalam setahun terakhir.

Betapa tidak, sejak merger pada 1 Februari 2021 lalu, BSI mencatatkan pertumbuhan yang signifikan di berbagai lini. Dari segi finansial, bank syariah terbesar di Indonesia ini bisa dikatakan memiliki prospek yang sangat baik ke depan.

Salah satu indikator kinerja baik itu bisa dilihat dari pertumbuhan laba perusahaan. BSI sepanjang tahun 2023 mencatatkan laba bersih Rp 5,07 triliun. Dibandingkan tahun sebelumnya, laba BSI ini tumbuh 33,88 persen.

Tercatat laba bersih BSI pada tahun 2022 sebanyak Rp 4,26 triliun. Sementara pada tahun 2021 sebesar Rp 3,03 triliun. Dari catatan ini, laba perusahaan terlihat tumbuh setiap tahunnya.

Menurut Direktur Utama BSI, Herry Gunardi, kontributor utama penopang kinerja positif BSI di atas adalah pembiayaan serta penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan dana murah yang tumbuh dua digit.

Bila kita periksa datanya memang demikian. Pembiayaan BSI setahun terakhir tumbuh hingga 15,70 persen. Sepanjang 2023, pembiayaan yang tersalurkan mencapai Rp 240,32 triliun.  Angka ini meningkat dibandingkan pembiayaan tahun 2022 sebesar Rp 207,70 triliun.

Pembiayaan ini juga tercatat berkualitas baik. Salah satu indikatornya rasio Non Performance Financing (NPF) yang rendah, yaitu "hanya" 2,08%. Rasio ini turun bila dibandingkan tahun sebelumnya 2,42%.

Kemudian, dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun BSI terus tumbuh tiap tahun. Tahun 2021 sebesar Rp 233,25 triliun, kemudian bertambah Rp 261,49 triliun (2022), dan meningkat menjadi Rp 293,78 triliun (2023). Setahun terakhir pertumbuhan DPK dari BSI ini sebesar 12,35 persen.

Lalu, dari segi aset juga tumbuh baik. Tercatat pada tahun 2021, aset BSI sebesar Rp 265,29 triliun, meningkat menjadi Rp 305,73 triliun (2022), dan kini mencapai Rp 353,62 triliun (2023). Pertumbuhan aset setahun terakhir adalah 15,67 persen.

Terakhir, cash coverage ratio BSI juga meningkat. Tercatat sepanjang tahun 2023 rasio pencadangan kas tumbuh 11,23 persen. Kini rasio cadangan cash BSI mencapai 194,35%. Semakin tinggi cadangan kas maka semakin baik, artinya kemampuan bisnis untuk melunasi kewajibannya sudah lebih dari cukup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline