Lihat ke Halaman Asli

Indah Dwi Rahayu

Semesta Membaca Tinta yang Tertoreh

Lembaran Perjalanan Industri 1.0 Menuju Industri 4.0

Diperbarui: 1 April 2021   12:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: josay.org

Kawasan-kawasan industri berdiri tegak di beberapa wilayah Indonesia. Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah kawasan ini semakin berkembang, dan Indonesia tidak lagi bergantung pada kegiatan pertanian saja. Inilah industrialisasi. Industrialisasi menjadi proses modernisasi di mana perkembangan ekonomi dan perubahan sosial memiliki hubungan yang erat dengan inovasi teknologi.

Di negeri ini, era industri dimulai pada masa kolonial Belanda tepatnya di tahun 1862. Kala itu, terdapat tiga pabrik gula di Pulau Jawa dengan menggunakan teknologi mesin-mesin produksi dan ketel uap. Waktu demi waktu berlalu, teknologi yang digunakan pun semakin berkembang.

Lalu, seperti apakah perkembangan industri dari era 1.0 hingga 4.0?

Era Pra-Revolusi Industri

Untuk memproduksi suatu barang atau jasa, sebelum memasuki era industri 1.0, manusia kala itu hanya mengandalkan tenaga otot, angin, bahkan air saja. Dengan mengandalkan kekuatan yang seadanya, ternyata masih ditemukan kendala seperti kekurangan tenaga kerja, dan pembangunan tenaga angin maupun air, hanya dapat diposisikan pada tempat tertentu saja.

Industri 1.0: Mesin Uap

Pada abad ke-18 inilah revolusi industri pertama dimulai. Penemuan mesin uap untuk memproduksi barang ditandai dalam era industri 1.0 ini. Di Inggris, mesin uap digunakan sebagai alat tenun pertama untuk industri tekstil sekaligus menjadi pengganti dari tenaga manusia hewan. Perannya tidak hanya untuk industri tekstil semata, melainkan dimanfaatkan juga pada bidang transportasi laut.

Industri 2.0: Tenaga Listrik

Setelah mesin uap, pada industri 2.0 ditemukan tenaga listrik yang dapat mempermudah para perakit mobil untuk melakukan pekerjaannya. Di akhir tahun 1.800-an, transportasi mobil sudah mulai diproduksi massal, namun sayangnya saat itu masih ada keterbatasan dalam tenaga kerja dan teknologi yang belum sepenuhnya mendukung. Tidak mungkin rasanya, apabila permintaan mobil terus meningkat tetapi terbatas dalam tenaga kerja.

Dari masalah inilah lahir assembly line atau lini produksi yang menggunakan ban berjalan pada tahun 1913. Assembly line menopang proses produksi merakit mobil dari awal hingga akhir dengan dikerjakan oleh lebih dari satu orang. Para perakit pun sudah dilatih menjadi spesialis yang mengurus satu bagian saja.

Industri 3.0: Komputer dan Robot

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline