Lihat ke Halaman Asli

Segelas Susu

Diperbarui: 8 September 2022   19:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini Rabu pekan 2 jadwal kajian dengan Bunda Zaenab. Para jamaah yang notabene ibu-ibu dan muslimah tampak sudah banyak yang hadir. Barisan depan sudah tinggal dua orang lagi. Disusul barisan kedua sudah ada satu sampai dua orang yang duduk menunggu Bunda Zaenab datang. 

Lima belas menit kemudian serambi masjid mulai dipenuhi peserta kajian. Tak lama kemudian acara pun dimulai. Satau per satu acara berjalan lancar. Tibalah saat yang dinanti para jamaah muslimah, tausiyah Bunda Zaenab. 

Bunda mengawali tausiyahnya dengan menceritakan seorang ibu muda dan seorang anak laki-laki kecil. Anak kecil yang miskin berjualan demi membiayai sekolahnya. Sejak pagi hingga sore tetap ada. 

Hari itu hasil penjualannya sangat sedikit. Perutanya mulai lapar. Namun, uangnya tak mencukupi untuk membeli makanan dan minuman. Akhirnya, anak kecil tersebut memutuskan untuk meminta makanan dan minuman.

Namun, saat tiba dirumah seorang ibu muda, anak itu justru hilang keberaniannya untuk meminta makanan. Ia hanya minta air minum putih satu gelas untuk membasahi tenggorokan. 

Ibu muda itu melihat dengan iba. Beliau berpikir bahwa sebenarnya anak kecil itu pun lapar. Lalu beliau membuatkan segelas susu. Anak itu meminum dengan susu dengan nikmat. 

Setelah kenyang, anak itu bertanya berapa harga yang harus ia bayar kelak. Ibu muda itu menjawab bahwa ia tidak berhutang apa pun. Dengan rasa penuh syukur anak itu pamit pergi dari rumah tersebut.

Beberapa tahun kemudian ibu muda yang menolongnya dengan segelas susu itu sakit  parah. Peralatan di rumah sakit di kampungnya terbatas. Akhirnya dokter yang menolongnya membawa ke rumah sakit besar di kota yang fasilitasnya lebih lengkap.

Seorang dokter rumah sakit di kota itu merasa tak asing dengan nama kota pasien yang sedang sakit parah itu. Sejak saat itu, beliau memberikan perhatian lebih terhadap pasien itu.

 Segala daya upaya dilakukan Dr. Kelly. Setelah kondisi wanita itu benar-benar baik, Dr. Kelly berpesan kepada bagian keuangan untuk memberikan semua tagihan pasien itu kepadanya. 

Setelah pasien itu terbangun, suster memberikan tanda bukti yang membuatnya takut untuk membacanya. Pikirnya pasti mahal biayanya. Dan alhamdulillah, Bu Wulan meyakinkan diri untuk membelinya 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline